PKUB dan Peran Perempuan
Kegiatan ini tak lepas dari peran aktif PKUB Perempuan Kabupaten Klaten. Organisasi ini konsisten mendorong program-program yang memperkuat kerukunan lintas iman, termasuk menyasar generasi muda dan anak-anak.
Menurut Hj. Istikomah, kerukunan harus dipelihara tidak hanya oleh pemimpin agama, tetapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk perempuan dan anak-anak. Karena itu, PKUB Perempuan aktif menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan, terutama PAUD dan sekolah dasar.
“PKUB Perempuan Kabupaten Klaten mendorong sekolah-sekolah PAUD, SD, SMP dan seterusnya untuk menyampaikan arti pentingnya kerukunan antarumat beragama dengan mengajak para siswa datang ke Pusat Edukasi Kerukunan Umat Beragama di komplek Gedung Grha Bung Karno Klaten,” katanya.
Ajakan ini bukan sekadar himbauan formal, melainkan sebuah gerakan. Melalui keterlibatan sekolah-sekolah, diharapkan semakin banyak anak yang mendapat kesempatan belajar langsung tentang pentingnya hidup rukun.
Kerukunan di Tengah Tantangan Zaman
Jika kita melihat realitas masyarakat saat ini, isu perbedaan sering kali menjadi pemicu konflik. Di era digital, anak-anak bahkan sejak kecil terpapar berbagai informasi dari media sosial. Tidak jarang, informasi itu memuat ujaran kebencian atau stereotip terhadap kelompok tertentu.
Karena itu, menanamkan filter positif sejak dini menjadi sangat penting. Pusat Edukasi Kerukunan bisa menjadi salah satu jawaban. Anak-anak dikenalkan dengan narasi damai, bukan kebencian; dengan persahabatan, bukan permusuhan.
Hj. Istikomah menegaskan, bangsa Indonesia hanya bisa berdiri teguh jika masyarakatnya memelihara kerukunan. Mengutip pesan para pendiri bangsa, keberagaman Indonesia adalah anugerah, bukan ancaman.
Kegiatan yang Menggembirakan
Selama kunjungan, anak-anak KB Tunas Pertiwi tak hanya mendengarkan penjelasan. Mereka juga diajak bernyanyi bersama, bermain permainan edukatif tentang kebersamaan, hingga menggambar simbol-simbol perdamaian.