Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aubade Klaten : Kepala SMPN 2 Klaten Mundur, Guru "Dimutasi"

13 September 2025   19:35 Diperbarui: 13 September 2025   22:00 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tonang minta maaf kepada orang tua siswi saat diadakan klarifikasi di rumah dinas bupati (Foto: Dok/ Instagram hamenang)

Kasus siswi gagal masuk tim aubade karena isu jilbab berbuntut panjang. Kepala sekolah lebih dulu mengundurkan diri sebelum akhirnya dikabulkan dan dimutasi ke sekolah lain, sementara  guru pembimbing aubade akhirnya dialihkan menjadi tenaga administrasi.

Kasus yang sempat menyita perhatian publik di Kabupaten Klaten akhirnya memasuki babak baru. Kepala SMPN 2 Klaten, Tonang Juniarta, S.Kor, M.Or, serta guru pembimbing aubade, Cahya Aji Anindita, S.Pd, resmi dibebastugaskan dari jabatannya. Tonang dibebastugaskan dari posisi kepala sekolah SMPN 2 Klaten dan dipindahkan untuk bertugas di sekolah lain, sementara Cahya Aji dialihkan tugas dari guru menjadi tenaga administrasi.

Tonang terlebih dahulu telah mengajukan pengunduran diri dari jabatan kepala sekolah sebagai bentuk tanggungjawab moral atas polemik yang terjadi. Setelah melalui assesmen dan klarifikasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten bersama BKSDM (BKD) pengunduran diri itu diterima dan diikuti keputusan resmi bahwa Tonang dibebastugaskan dari kepala sekolah dan dipindah ke sekolah lain.

Cahya Aji juga minta maaf terhadap orang tua siswa SMPN 2 Klaten saat setelah klarifikasi diruang bupati Klaten (Foto:sumber Instagram hamenang)
Cahya Aji juga minta maaf terhadap orang tua siswa SMPN 2 Klaten saat setelah klarifikasi diruang bupati Klaten (Foto:sumber Instagram hamenang)

Seleksi yang Menjadi Kontroversi

Kronologi kasus dimulai pada awal Agustus 2025, ketika sekolah melaksanakan seleksi tim aubade menjelang peringatan HUT RI.

Dari 74 siswa yang diseleksi tahap pertama ada 9 siswa yang tereliminasi. Salah satu siswi kelas IX bernama Ayodya (14) yang tereleminasi tersebut merasa kecewa karena tidak lolos bersama 8 temannya. Menurut penuturan ibunya ia dinilai tidak masuk tim lantaran tidak mengenakan jilbab. Hal ini memunculkan dugaan diskriminasi dan membuat orang tua siswa melayangkan protes keras.

Isu ini langsung menyebar di lingkungan masyarakat dan media lokal, sehingga menjadi sorotan luas. Orang tua siswa pun menilai bahwa alasan penolakan tersebut tidak adil.

Dari berbagai pihak saat klarifikasi orang tua siswi dengan SMPN 2  Klaten dan Bupati Klaten diruang tamu bupati ( Foto: sumber intagram hamenang)
Dari berbagai pihak saat klarifikasi orang tua siswi dengan SMPN 2  Klaten dan Bupati Klaten diruang tamu bupati ( Foto: sumber intagram hamenang)

Upaya Mediasi yang Berulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun