Sedangkan paragraph yang lain, tidak perlu saya tanggapi karena menyangkut soal TKN dan Partai Politik panjenengan, kalau saya tanggapi hawatir akan membuat ketersinggungan yang membabi buta. Apalagi paragraph yang terahir, saya tidak juga berani menanggapi karena ini lebih husus yakni pesan untuk keluarga tercinta yakni untuk anak dan istri.
Ahirnya saya hanya bisa prihatin kepada panjenengan yang menjadi juru bicara terdepan dalam sebuah koalisi serta tokoh religius nasional, ahirnya bernasib seperti ini, Kasihan panjenengan Almukarromun Kyai Romahurmuzy. Saran saya banyak banyaklah istighfar, mohon ampun kepada Allah.