"Sudahlah ngga usah membahas si Rhesus", kata Bekantan.
"Ngga, biar si Beruk tahu bagaimana si Rhesus  ini sebenarnya", sambung Lutung.
"Lha emang sebenarnya gimana?", Tarsius ikut nimbrung.
"Begini ya para sahabat dan semua jenis munyuk",
"Si Rhesus itu sebetulnya bukan berbudi mulia, tapi justru tak punya budi pekerti", Lutung memberi penjelasan.
"Kok kamu bicara seperti itu tung..", kata Beruk.
"Ya coba saja pikir, Si  Rhesus ini biasa mencaci kita, semua munyuk, bahkan ucapannyapun selalu bernada fitnah", Lutung meyakinkan teman temannya.
"Iya  apalagi kalau sudah tidak senang dengan salah satu munyuk, atau tidak sealur pikirannya, maka caciannya sudah diluar batas, apakah yang seperti ini disebut pinter dan  berbudi mulia", Bekantan meyela perkataan Lutung.
"Lha kok  kamu tahu tan", giliran Tarsius yang menyela.
"Sebetulnya saya pernah sakit hati, saya pernah dicaci maki, dikatakan munyuk jelek, tidak pantas jadi munyuk karena hidung saya panjang", kata Bekantan kesal.
"Emang gara gara apa kamu dicaci seperti itu".