Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilgub Banten dan Korban Ketegasan PDI-P

26 Februari 2017   21:18 Diperbarui: 28 Februari 2017   02:00 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sengitnya persaingan dua paslon ini, terbukti saat pelaksanaan Pilkada. Rano-Embay memenangkan suara di 6 dari 8 Kabupaten/Kota se Banten yakni Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang , Kabupaten Tangerang, Kota Tangsel, Kota Serang dan Kota Cilegon, hanya Kota Tangerang dan Kabupaten Serang yang kalah. Namun demikian kemenangan Rano-Emabay di 6 Kabupaten Kota se Banten, tidak membuat Rano-Embay menang dalam perhitungan suara. Sababiyahnya lantaran kekalahan Rano-Embay di Kota Tangerang sangat telak sehingga secara keseluruhan berdasarkan perhitungan Real Count KPU yang mendasarkan perhitungan suara dari form C1, paslon WH-Andika unggul dengan meraih suara 50,93%, sementara Rano -Embay memperoleh 49,07% suara.

Dengan selisih kurang dari 1% diatas, tetap saja WH-Andika dinyatakan unggul dalam perhitungan real count. Jumlah hasil perolehan diatas, kecil kemungkinan akan berubah dalam perhitungan rekapitulasi manual di KPU, kalaupun berubah paling perubahan sedikit suara, sedangkan siapa yang akan dinyatakan menang, tak mungkin akan berubah menjadi Rano-Embay sebagai pemenang. Ngga percaya?, lihat saja nanti hasilnya.

Ada hal yang menarik dari hasil Pilkada Banten, satu sisi PDIP dan koalisinya berjaya di 6 Kabupaten Kota, pada sisi yang lain menjadi kekalahan bagi Golkar dan konco-konconya.

Kekalahan WH-Andika di 6 Kabupaten Kota   menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat Banten lantaran di daerah ini bercokol pimpinan daerah dari Golkar dan partai Koalisi. Kota Cilegon yang dalam beberapa pilkada maupun pileg, Golkar selalu berjaya dan tak pernah kalah, pada Pilgub ini tak berkutik. Kota Serangpun demikian, Walikotanya adalah Tubagus Haerul Zaman, paman dari Andika Hazrumi, bahkan Ketua DPD Golkar Kota Serang dipegang oleh bibinya Andika yakni Ratu Ria Maryana (adik Haerul Jaman), di Kabupaten Pandeglang ada Tanto W Arban, adik ipar Andika Hazrumi yang menjadi Wakil Bupati. 

Demikian pula di Kabupaten Tangerang, Bupati dan Ketua DPD Golkarnya dari Golkar yakni Ahmad Zaki Iskandar, di Tangsel ada Airin Diani (bibinya Andika Hazrumi) sebagai Walikota dan Ketua DPD Golkar. Sementara di Lebak, meski bupatinya bukan dari Golkar,  tetapi Iti Jayabaya merupakan kader Demokrat yang mengusung Wahidin Halim. Semua daerah yang saya sebut diatas, suara WH-Andika masih kalah dengan suara Rano Embay.

Kekalahan WH-Andika di 6 Kabupaten Kota, membuat Ketua DPD Golkar Banten Tatu Hasanah bereaksi, ia menyatakan bahwa dalam waktu dekat akan meng-evaluasi kekalahan itu. Menurut kacamata saya, evaluasi hendaknya dimulai dari keberadaan  DPD Golkar Banten sendiri, sebab menurut penerawangan saya, kekalahan ini disebabkan kurangnya koordinasi antara  Tim Pemenangan Partai Tingkat Propinsi dengan struktur partai di Kabupaten Kota. Bahkan bisa dikatakan mesin partai tidak difungsikan sebagaimana mestinya hingga komunikasi antara partai dan masyarakat di tingkat akar rumput menjadi terputus. Tim nampaknya lebih memanfaatkan jaringan melalui relawan, tim relawan inilah yang kakurilingan mensosialisasikan Paslon, padahal secara kelembagaan, partai politiklah yang justru mempunyai banyak jaringan  di akar rumput.

PDIP yang hanya kalah di Kota Tangerang dan Kabupaten Serang tetap saja berang karena kemenangan di 6 Kabupaten Kota tidak membuat si Doel Rano Karno dan Kang Embay –panggilan akrab Embay Mulya—mengungguli jumlah perolehan suara WH-Andika. Artinya Rano-Embay kalah dalam Pilgub Banten.

Berangnya PDIP atas kekalahan Rano-Embay bisa dimaklumi, sebab untuk memenangkan Rano-Embay, PDIP telah berupaya dengan sekuat tenaga. DPP PDI-P telah menurunkan fungsionarisnya menjadi Ketua Tim Pemenangan Rano-Embay yakni Wakil Sekretaris DPP PDI-P Ahmad Basarah. Kekalahan di dua daerah yakni Kabupaten Serang dan kota Tangerang, menjadi petaka bagi Rano-Embay hingga berujung pada kekalahan dalam jumlah perolehan suara secara keseluruhan.

Untuk itulah, tindakan tegas telah diputuskan DPP PDI-P yakni memecat Ketua DPC PDI-P Kabupaten Serang  Ida Rosida Lutfi dan Ketua DPC PDI-P Kota Tangerang Hendri Zein. Ida Rosida digantikan oleh Asep Rahmatullah dan Hendri Zein diganti oleh Ananta Wahana. Mungkin inilah hadiah yang diberikan oleh DPP PDI-P terhadap Ida Rosida dan Hendri Zein, kedua orang ini menjadi korban ketegasan DPP PDI-P atas kekalahan Rano-Embay di dua daerah tersebut yang berujung kekalahan Rano-Embay pada Pilgub Banten.

Dengan adanya surat keputusan DPP PDI-P yang memecat kedua ketua PDI-P diatas, telah membuktikan kepada kita bahwa bagi PDI-P urusan kekuasaan di Banten tidak main main, kekuasaan dengan mendudukkan kadernya sebagai Gubernur adalah harga mati, maka dari itu jangan main main dengan PDI-P, siapapun kader yang dianggap tidak becus, akan menerima balasan yang setimpal, di pecat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun