Mohon tunggu...
Moch. Marsa Taufiqurrohman
Moch. Marsa Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum (yang nggak nulis tentang hukum)

Seorang anak yang lahir sebagai kado terindah untuk ulangtahun ke-23 Ibundanya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bukan Pahlawan Kesiangan juga Bukan Sok Jagoan

11 Januari 2018   21:51 Diperbarui: 14 Januari 2019   20:51 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Katakan Kebenaran Walapun itu pahit"

Mungkin perkataan tersebut sudah tak dapat kembali digunakan untuk menggerakkan seseorang agar berani untuk membela kebenaran. Banyak orang yang lebih memilih diam, karena mereka memegang teguh prinsip "Diam Itu Emas".

'Diam', mereka anggap sebagai cara terampuh untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan hal rumit atau menambah masalah. Pertanyaannya apakah selamanya dengan 'diam' masalah akan selesai? Tidak.

Sahabatku, tak selamanya diam itu emas. Justru diam akan menimbulkan masalah baru, karena apa? Karena diam berarti diam, tanpa bergerak tanpa memecahkan solusi. Jadi 'diam' bukanlah suatu pilihan untuk menyelesaikan masalah.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Berbicaralah, angkat suara, dan selesaikan masalah dengan cara baik-baik. Kita butuh sebuah kejujuran, katakanlah walaupun pahit. Jika kita tidak bersalah mengapa tidak untuk berbicara? Jika semua diam, lalu siapa yang akan berbicara? Siapa lagi kalau bukan kita? Iya, beranilah bicara untuk perbaikan dan demi kebaikan. Utarakanlah apa yang harus diutarakan

Tidaklah disebut sebagai seorang pahlawan kesiangan ataupun sok jagoan ketika kita berusaha berbicara untuk menyelesaikan masalah, justru saat kita terus diam dalam sebuah masalah yang sedang melanda, kita bisa disebut sebagai seorang pengecut.

Ketika kita melihat seseorang melakukan sesuatu yang buruk, sesuatu perbuatan melawan hukum misalnya, dan kita hanya diam membiarkan itu terjadi, maka kita tidak berbeda dengan orang tersebut. Jika menjadi pahlawan dengan menampilkan kekuatan fisik dalam artian melawan pelaku kejahatan tersebut tidaklah efektif dan justru menimbulkan masalah baru, maka jadilah pahlawan yang berkontribusi secara nonfisik yakni pahlawan verbal atau lisan dengan mengungkap kejahatan kepada aparat hukum dan menjadi saksi atas hal tersebut. Kita bukan sok jagoan ataupun pahlawan kesiangan saat berani melakukan 'aksi heroik' tersebut, namun justru kita adalah "Pahlawan Sejati" saat kita berani mengatakan apa yang seharusnya dikatakan.

Tetapi ternyata tak semudah itu mengajak orang untuk menjadi "Pahlawan Sejati", karena banyak hal yang membuat mereka takut untuk mengungkap sebuah kejahatan dan melaporkannya kepada pihak yang berwajib.

"Ah enggak ah, Aku takut"

"Kalo aku diapa-apain gimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun