Selain dilarang oleh hukum agama dan hukum NKRI yang diatur dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik serta Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, judi online telah memberikan dampak yang merugikan bagi masyarakat Indonesia, baik secara individu maupun kolektif. Secara finansial dan ekonomi nasional, kerugian akibat praktik ini mencapai angka fantastis, yaitu sejumlah 600 triliun rupiah (Tempo, 2024). Dalam situasi ini, judi online menjadi salah satu penyebab yang memperparah ketidakstabilan ekonomi dan sosial masyarakat.
Kecanduan judi online pada kelompok rentan, membuat mereka semakin kesulitan dalam aspek ekonomi. Menurut Rafiqah dan Rasyid (2023), banyak dari mereka sering kali terpaksa meminjam uang dari teman, keluarga, atau layanan pinjaman online dengan bunga tinggi untuk mempertahankan kebiasaan berjudi  mereka. Tidak hanya korban yang merasakan kehancuran, tetapi juga keluarga mereka. Hilangnya produktivitas, utang yang menumpuk, serta rusaknya hubungan sosial menjadi konsekuensi yang sulit dipulihkan. Individu yang terjerat dalam kecanduan judi online mungkin mengalami berbagai perasaan seperti depresi, tekanan batin, keputusasaan, hilangnya rasa berdaya, dan bahkan berpotensi melukai diri sendiri dan orang lain (Karli et al, 2023). Kecanduan ini tidak hanya memicu stres dan depresi, tetapi juga mendorong pelaku untuk mengambil langkah-langkah nekat, termasuk menjadi kriminal. Seperti kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian (Sugandi, 2024), hingga penghilangan nyawa (Mohay, 2024). Sayangnya, solusi yang ada saat ini sering kali hanya berfokus pada penghapusan situs judi online, tanpa mengutamakan pemulihan masyarakat yang menjadi korban.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah yang lebih holistik, seperti sosialisasi dan edukasi yang masif mengenai dampak negatif judi online. Pemerintah memiliki peran strategis dalam hal ini. Sebagaimana program Keluarga Berencana (KB) atau kampanye pencegahan HIV yang awalnya dianggap tabu, tetapi kemudian membuahkan hasil. Program serupa dapat diterapkan untuk memerangi judi online. Di samping penerapan sanksi tegas terhadap pelaku dan penyedia layanan perjudian, edukasi dan rehabilitasi bagi korban menjadi kunci. Namun, pemberantasan judi online menghadapi tantangan besar. Beberapa pelaku utama diduga memiliki hubungan dengan pejabat tinggi negara. Seperti paparan Ferry Irwandi (2024), yang mencatat setidaknya ada 11 pegawai Kominfo yang menjadi pelindung situs judi online. Ketika sumber masalah sulit diberantas, masyarakat harus memutus mata rantai dengan tidak lagi terlibat dalam praktik judi online. Dengan mengurangi pengguna, bisnis ini akan kehilangan daya tarik ekonominya dan pada akhirnya diharapkan runtuh.
Bentengi Diri dengan Iman dan Ilmu
Dampak negatif judi online yang telah dituliskan di atas bukan merupakan hal yang tidak diketahui oleh sebagian korban judi online. Namun, mereka tetap terjerumus dalam permainan judi online. Dengan demikian, pemuda memiliki peran strategis dalam mencegah dan memberantas judi online, terutama melalui langkah-langkah kreatif, edukatif, dan spiritual. Dengan bekal pengetahuan yang baik tentang dampak negatif judi, keteguhan diri, serta keyakinan terhadap nilai-nilai agama, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang efektif di tengah masyarakat.
Pemuda yang akrab dengan media sosial dapat memanfaatkan platform ini untuk menyebarkan kesadaran tentang bahaya judi online. Konten kreatif seperti video pendek, infografis, dan animasi dapat menjadi alat edukasi yang efektif, terutama jika dikemas dengan gaya yang menarik dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Penyebaran informasi secara masif melalui media sosial dapat membantu menjangkau kelompok rentan dan mencegah mereka terjerumus lebih dalam. Selain itu, pemuda yang diharapkan memiliki intelektualitas serta kemampuan literasi yang baik dapat membentuk komunitas atau forum diskusi yang membahas isu-isu terkait judi online.
Kerja sama dengan institusi pendidikan dan pemerintah juga menjadi langkah penting yang dapat diinisiasi oleh pemuda. Seminar atau lokakarya yang membahas bahaya judi online dapat dirancang secara interaktif, sehingga peserta tidak hanya mendengarkan materi tetapi juga aktif dalam mencari solusi. Program-program ini dapat memupuk kesadaran sejak dini akan risiko besar yang dihadirkan oleh judi online. Jika pada individu pemuda telah tertanam pengetahuan dan kesadaran, maka kemudian diharapkan mereka akan menjadi pelapor, penindak, dan penggerak aksi pemberantasan judi online. Karena tentunya, pemuda yang memiliki pengetahuan yang baik tentang dampak negatif judi online, akan memiliki pengawasan diri yang tinggi untuk tidak mengakses judi online. Semakin  tinggi self  control maka semakin rendah kecenderungan adiksi terhadap aktivitas judi online, begitu pula  sebaliknya (Aprilia, dkk., 2023).
Lebih dari itu, keyakinan terhadap nilai-nilai agama juga harus menjadi pondasi dalam sikap pemuda menghadapi tantangan ini. Dalam Islam, judi termasuk perbuatan haram yang merusak diri sendiri dan orang lain. Dengan memadukan pengetahuan, kreativitas, dan keyakinan terhadap Tuhan, pemuda dapat menjadi garda terdepan dalam melawan bahaya judi online. Sikap proaktif ini tidak hanya memberikan perlindungan bagi diri sendiri, tetapi juga menjadi langkah nyata untuk membangun masyarakat yang lebih sehat secara mental, moral, dan spiritual. Sebagaimana yang disimpulkan oleh Haq (2020), pendekatan akidah (keyakinan beragama) berdampak pada menurunnya tingkat kriminalitas (pelanggaran hukum) di tengah masyarakat.
Kemenangan bagi yang Tidak Berjudi (Lagi)
Mereka yang berjudi sesungguhnya adalah mereka yang kalah, bukan hanya secara finansial tetapi juga secara moral dan spiritual. Sebaliknya, mereka yang mampu untuk tidak berjudi atau berhenti berjudi adalah pribadi-pribadi yang telah menang. Kemenangan mereka adalah bukti kekuatan tekad, keteguhan prinsip, dan keberanian untuk melepaskan diri dari jeratan kebiasaan destruktif. Dengan segala potensinya, pemuda adalah harapan utama untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan bebas dari dampak buruk judi online. Masa depan yang lebih baik tidak hanya dimulai dengan kebijakan pemerintah, tetapi juga dengan kesadaran dan aksi nyata dari setiap individu.
Seperti pepatah yang terdengar klise, tetapi sangat relevan,