Mohon tunggu...
Cahya Sinda
Cahya Sinda Mohon Tunggu... -

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Orang Tua dari Dimensi Lain

11 November 2018   13:16 Diperbarui: 11 November 2018   14:06 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini saja cukup," aku mulai memakannya.

"Kemarikan bungkus permen itu Nak!"

"Ah, Biar saya saja yang membuangnya, saya simpan di  saku saja."

"Jangan, aku memerlukannya, akan aku bawa pulang."

"Untuk kerajinan ya Kek." Sial aku terbawa situasi, seharusnya aku diam saja.

 "Bukan."


Sampai setelah aku memberikan sampah permen itu, aku tidak lagi ingin bertanya. Benar saja kakek itu menyimpan sampah dariku ke saku kantongnya. Orang tua selalu saja punya kebiasaan-kebiasaannya yang aneh. Sempat terfikir apa yang mungkin dilakukan kakek tua di tempat seperti ini sendirian kecuali untuk sekedar menghabiskan waktu. Mungkin juga ingin mencari teman bicara. Aku menjadi sedikit merasa bersalah bila memang demikian. Aku bukanlah teman bicara yang baik, sekalipun untuk orang asing. Tak lama, kopi yang aku pesan di kafe seberang taman sebelumnya sudah datang.

 "Atas nama Nuel?" Tanya seorang pelayan kafe kepadaku.

"Ya, saya."

Pelayan itu membawa dua kopi. Sempat ingin menyela dan berkata bahwa aku hanya memesan satu. Ternyata satu kopi yang lain untuk kakek di sebelaku. Kemudian pelayan itu pergi setelah melaksanakan tugasnya. Kopi memang hak setiap orang tanpa mengenal usia tentunya. Sepertinya kakek itu memiliki selera yang tinggi terhadap kopi. kafe itu adalah tempat yang cukup terkenal karena rasa kopinya yang nikmat. Apalagi menikmati kopi selalu pas untuk waktu apa saja. Kenikmatan kopi yang aku minum sore itu memaksaku untuk tidak lagi egois pada keinginanku. Aku tak peduli lagi.

"Memang tidak ada yang mengalahkan, kenikmatan kopi saat santai seperti ini," kataku kepada kakek tua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun