Mohon tunggu...
Mochammad Taufik Faturrahman
Mochammad Taufik Faturrahman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 1

Pelajar SMA Kelas 3

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Antara Cita-cita atau Dia

16 Februari 2022   20:17 Diperbarui: 16 Februari 2022   20:19 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Di suatu kota besar, di kota Karawang lahir seorang anak laki-laki bernama Taufik, dengan keadaan ekonominya sangat sederhana. Ketika lahir, Taufik dirawat oleh seorang ibu yang sangat hebat seperti superman. Taufik memiliki kakak yang jarak usianya tidak jauh, yang bernama Ilham. Dengan waktu berjalan Taufik mulai besar dan bisa berjalan.

   
Ketika umur  Taufik 3 tahun, keluarganya pindah ke Bandung dengan alasan ibunya mendengar ada yang tidak suka dengan keluarganya, dengan demikian kita semua memutuskan untuk pindah  ke Bandung.
"Ayah ini dimana?" Tanya Ilham pada ayahnya.
"Ini rumah baru kita nak?" jawab ayahnya.
"Bagus ayah, aku suka" jawab Ilham sambil berlari ke dalam rumah barunya.
Sedangkan Taufik tertidur lelap di roda yang didorong oleh ibunya.


Masa-masa kecil mereka dihabiskan bersama keluarga, dengan berjalannya waktu mereka memiliki teman dan lingkungan baru yang sangat baik. Mereka sangat senang ketika bermain bersama dengan teman barunya, mulai dari permainan tradisional dan bermain sepeda.


Seiring berjalannya waktu tak terasa Taufik sudah tumbuh besar, Taufik sudah berumur 9 tahun, sekarang ia duduk di sekolah dasar. Di sekolah ini ia menemukan teman-teman baru. Bel sekolah sudah berbunyi, saat ia akan memasuki kelasnya, sebelum masuk ia pamit teradap ibunya yang sudah mengantarkannya.
"buu, Taufik sekolah dulu ya" ucapnya sambil salam kepada ibunya.
"Sekolah yang rajin ya nak, biar cita-cita mu tercapai" jawab ibunya sambil mengelus-elus kepalanya.
"Siap bu" ucapnya sambil berlari kedalam kelas.
Ketika pembelajaran PPKN dimulai, ketika membuka buku, ia melihat sebuah gambar polisi yang sedang menjaga keamanan sebuah gedung besar.


Terlintas di kepalanya, ia ingin menjadi seperti itu, mulai dari itu Taufik ingin bercita-cita ingin menjadi polisi.
"Aku  ingin menjadi seorang polisi supaya bisa menjaga ibu saya kelak besar nanti" ucapnya.


Bel pulang sekolah tiba, ia bergegas merapihkan buku lalu berdo'a. Setibanya di rumah, ia di sambut oleh ibunya.
"assalamualaikum bu, Taufik pulang" ucapnya sambil membukakan pintu.
"waalaikumsalam, makan siang dulu nak, ada di meja ibu sudah menyiapkannya tadi" jawabnya.
 "Siap bu" jawabnya sambil mengambil alas makan.


Selesai makan, ia bergegas mengahampiri ibunya untuk mencerikatan apa yang di lihat tadi di sekolah.
"Ibuu, tau tidak?" ucap taufik kepada ibunya.
"Kenapa nak, ada apa?" jawabnya.
"Tadi Taufik liat gambar di buku, ada orang pegang senjata di depan gedung gitu, Tiba-tiba Taufik pengen bu kaya orang itu, selain bisa menjaga gedung, Taufik juga bisa menjaga ibu" ucapnya.
"Oh cita-cita kamu mau jadi polisi?"jawab ibunya.
"Iya bu, boleh?" ucapnya sambil memegang tangan ibunya.
"Iya boleh, mulai dari sekarang kamu berlatih dan sekolah yang rajin ya nak, supaya cita-cita mu tercapai"  jawabnya sambil memeluk Taufik.


Setelah berbicara dengan ibunya tadi, ia sangat semangat untuk menggapai cita-citanya. Ia mencari informasi tentang bagaimana cara masuk kepolisian hingga penampilan.
Waktu sekolah tiba, Taufik merasakan dirinya sangat semangat berangkat sekolah dengan penampilan baru dari rambutnya yang seperti polisi polisi lainnya. Bel sekolah berbunyi, ia segera memasuki kelasnya.


Ketika masuk sekolah, ia melihat pamannya berada di sekolahnya, ia melambaikan tangannya seolah jari jari itu bergoyang.
"Itu anak seperti kopral" ucap pamannya.
"Ia ingin menjadi polisi" jawab ibuku.
"Kapan ia bilang? Kenapa pengen menjadi polisi?" ucapnya.
"Kemarin, ia melihat gambar polisi di buku,  katanya ia ingin menjaga gedung  selain gedung ia juga ingin menjaga aku" jawab ibuku.
"Aku do'akan semoga cita-citanya tercapai" ucap pamannya.
Dengan berjalannya waktu, Taufik sangat berprestasi di sekolahnya, ia selalu memasuki ranking 10 besar dikelasnya. Hari kelulusan tiba, ia mendapatkan nilai ujian nasional  yang sangat memuaskan.

*****

Akihrnya Taufik menduduki bangku sekolah menengah pertama di SMPN 3 Padalarang, sekolah itu sekolah tervaforit, ketika memasuki sekolah tersebut  ia seolah olah berada di sebuah planet yang sangat luas. Ia menjelajahi sekolah tersebut mengelilinginya satu persatu.


Hari perkenalan ekstrakulikuler tiba, Taufik mendengar rintihan kaki menuju lapangan atas. Ia mengikuti rintihan kaki tersebut, ketika sudah di lapangan, ia melihat ekskul yang menggunakan baju rapih, yang dikenal sebagai paskibra. ia segera meminta formulir pendaftaran untuk memasuki eskul tersebut. Setelah mendapatkan formulir tersebut, ia segera mengisinya agar ia bisa mengikuti eskul tersebut.


Hari pelantikan tiba, ia mengikuti pelantikannya mulai dari awal, namun di tengah tengah pelantikan, ia di panggil oleh pelatih untuk memimpin sebuah pasukan senior.
"Kamu Taufik?" Tanya pelatih.
"Siap betul pak" jawab Taufik.
"Bukannya kamu dulu mengikuti lomba baris-berbaris, sebagai pemimpin peleton?"Tanya pelatih.
"Siap betul pak" jawabnya.
"Untuk sekarang, kamu masuk pasukan senior untuk memimpin pasukan, kamu siap tidak?" Tanyanya sambil menunjuk pasukannya.
"Siap mau pak" jawabnya.


Di saat itu, Taufik bersemangat untuk berlatih. Dengan berjalannya waktu eskul tersebut mengikuti beberapa perlombaan, hingga ekskul tersebut bisa membawa piala dan bisa mengharumkan nama baik sekolah SMPN 3 Padalarang.


Di saat ia duduk di bangku kelas delapan, Taufik mendapatkan perundungan di teman sekelasnya, di karenakan Taufik selalu mendapatkan prestasi dari ekstrakulikulernya, sehingga teman-teman sekelas membullynya.


Entah kenapa ia selalu sabar ketika mendapatkan bullyan dari teman-teman sekelasnya, jam istirahat tiba teman perempuannya mengahampiri dirinya.
"Fik, kenapa kamu ga melawan ketika teman-teman membully kamu?"Tanya alifia kepadanya.
"Gapapa lif, nanti juga kalau ada maunya ke siapa lagi" katanya.


Setelah pulang sekolah, Taufik langsung bergegas mengganti baju menggunakan pakaian lari, dimana ia sangat menginginkan cita-citanya terwujud. Ia berlari bersama sahabatnya yaitu Zaenal. Zaenal adalah orang yang selalu mensupport kepada Taufik baik dalam keadaan senang maupun susah.


Hari kelulusan tiba, mereka yang pernah membully Taufik menghampirinya bertujuan untuk meminta maaf kepadanya yang telah membullynya. Dengan rasa rendah  hatinya Taufik memaafkan mereka semua.


Ketika Taufik memasuki Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Padalarang, Taufik sangat senang karena bisa masuk sekolah yang di inginkan. Ketika pembagian kelas sepuluh tiba, Taufik sangat senang karena ia bisa kembali bersama dengan sahabatnya di masa SMP yaitu Zaenal. Ketika pertama masuk, Taufik melihat seorang perempuan yang sangat cantik, mulai dari situ ia menyukai orang tersebut yang bernama Dhea.


Taufik juga memiliki teman baru yang sangat baik dan asik, namun orang itu pemalas.
"hallo,kamu ale?, saya Taufik" kata Taufik sambil menyodorkan tangannya.
"iya benar, salam kenal fik" jawabnya.
Ketika pembelajaran olahraga tiba, ketika pak Diki sedang menerangkan tiba-tiba.
"Itu siapa?" Tanya guru pada muridnya.
"Alejandro pak" jawab serentak.
"Dia tidurnya seperti di atas kasur ya, nyenyak sekali" kata pa guru sambil mengahampiri ale.
"Kamu kenapa tidur?" tanyanya.
"Ngantuk pak" jawabnya.


Seketika ale di suruh kedepan untuk melakukan hukuman karena telah tidur ketika bapak guru sedang menerangkan di depan. Disaat kelas sepuluh semester genap kami semua di paksa untuk belajar di rumah, dikarenakan khasus covid-19 di Indonesia meningkat.


Taufik dari kecil bercita-cita ingin menjadi abdi Negara, setiap selesai sekolah ia berlatih, dengan keadaan di Indonesia seperti ini, ia berhenti berlatih. Akhirnya ia memutuskan untuk berlatih mandiri di rumah. Ketika ia menginjak kelas dua belas, Taufik di ajak berenang oleh salah seorang perempuan yang ia sukai dikelasnya. Di saat itu, ia tidak lagi fokus terhadap latihannya, karena ia ingin memiliki seseorang tersebut yang telah ia sukai dari pertama masuk sekolah.


 Namun ketika, ia ingin mendekati seseorang tersebut dan telah mengatakan kejujurannya kepada Dhea , Dhea malah dekat dengan teman Taufik, bernama Arya Ajisaka, ketika ia mengetahui bahwa dia menyukai temannya sendiri, Taufik mengalah dan tidak akan meperjuangkannya lagi.


Mulai dari situ, Taufik mulai kembali dan fokus kembali kepada cita-citanya dan mulai berlatih kembali. Akhirnya Taufik mengikuti BINLAT kepolisan dari sekolah, tahap demi tahap ia lolos hingga ke ANEV POLDA JABAR.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun