Dengan menjadikan "AKURAT" sebagai kerangka nilai, POLRI tidak hanya memperkuat "PRESISI" dalam perencanaan, tetapi juga memastikan ketepatan dalam implementasi dan dampak yang dirasakan masyarakat.
Continuous Improvement: Jalan Menuju POLRI Hebat
Perjalanan dari "PRESISI" menuju "PRESISI" dan "AKURAT" adalah wujud nyata continuous improvement. Ada tiga pendekatan kunci:
- Kaizen (perbaikan kecil terus-menerus). Setiap anggota POLRI harus memiliki ruang untuk memberikan kontribusi perbaikan, sekecil apa pun, agar organisasi terus berkembang. "Small improvements made consistently create major change over time" (Imai, 1986, p. 41). POLRI harus membangun budaya evaluasi harian.
- Lean Thinking. POLRI harus memangkas birokrasi yang tidak efektif, mengurangi praktik tidak produktif, dan fokus pada layanan bernilai tambah. "The most dangerous kind of waste is the waste we do not recognize" (Womack & Jones, 1996, p. 37). POLRI perlu memangkas birokrasi yang menghambat pelayanan publik.
- TQM (Total Quality Management). Mutu organisasi hanya bisa tercapai bila seluruh anggota merasa memiliki peran, bukan sekadar mengikuti perintah. Deming menegaskan, "Quality is everyone's responsibility" (Deming, 1986, p. 56). Artinya, semua personel POLRI, dari pimpinan hingga anggota lapangan, berperan dalam menjaga mutu layanan.
Jika nilai "AKURAT" dipadukan dengan kerangka continuous improvement dan benar-benar diinternalisasikan, maka perbaikan berkelanjutan tidak akan menjadi proyek sesaat, melainkan budaya yang hidup di dalam institusi. POLRI akan mampu menjaga momentum transformasi dan mencapai level "great" dalam ukuran kinerja institusi publik.
Transformasi POLRI "PRESISI" telah menjadi tonggak penting dalam memperbaiki layanan untuk meningkatkan kinerja dan kepercayaan publik. Namun, agar benar-benar menjadi organisasi hebat, POLRI harus melangkah lebih jauh dengan mengadopsi nilai "AKURAT": Amanah, Komitmen, Unggul, Responsif, Adil, dan Terpercaya. Nilai-nilai ini, bila dipadukan dengan prinsip continuous improvement dan visi "PRESISI", akan menjadikan POLRI lebih "AKURAT" dalam data, proses, layanan, evaluasi, dan komunikasi. Seperti digambarkan dalam buku "Good to Great", keberhasilan sejati lahir dari konsistensi disiplin dan budaya organisasi yang kuat. Dengan demikian, POLRI yang "PRESISI" dan "AKURAT" bukan hanya menjadi jargon, tetapi menjadi institusi modern, profesional, dan terpercaya yang mampu menjawab tantangan zaman sekaligus memenuhi harapan rakyat Indonesia.
Konsep akurasi menekankan pentingnya ketepatan dalam pengambilan keputusan, transparansi dalam pelaksanaan tugas, dan integritas dalam menegakkan hukum. Sementara itu, prinsip continuous improvement dari literatur manajemen mutu modern, seperti Kaizen dan Total Quality Management (TQM), mengajarkan bahwa sebuah institusi harus senantiasa melakukan evaluasi, mengidentifikasi celah perbaikan, serta memberdayakan setiap personel untuk berkontribusi dalam inovasi dan peningkatan kinerja. Dengan menggabungkan nilai "PRESISI" dan akurasi dalam kerangka perbaikan berkelanjutan, POLRI tidak hanya menjadi organisasi yang responsif dan adaptif terhadap tantangan zaman, tetapi juga mampu membangun kepercayaan publik yang lebih kuat, mewujudkan penegakan hukum yang adil, serta menciptakan keamanan dan ketertiban yang berlandaskan profesionalisme.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI