Di tengah persaingan bisnis yang kian ketat dan cepat berubah, perusahaan tidak lagi cukup hanya menawarkan produk unggulan atau promosi besar-besaran yang menarik. Saat ini, kunci utama kesuksesan penjualan sangat bergantung pada pemahaman mendalam terhadap pelanggan bagaimana mereka berpikir, merasa, bertindak, dan mengambil keputusan serta apa yang benar-benar mereka butuhkan. Hal inilah yang menjadi inti dari buku "Think Like Your Customer: A Winning Strategy to Maximize Sales by Understanding and Influencing How and Why Your Customers Buy" karya Bill Stinnett Tahun 2004.
Dalam buku "Think Like Your Customer", Stinnett menegaskan bahwa Perusahaan dalam hal ini penjual dan pemasar yang hebat tidak hanya berbicara tentang keunggulan produk mereka, melainkan mampu melihat dunia dari sudut pandang pelanggan dan penjualan yang efektif tidak dimulai dari produk, tetapi dari pelanggan. Perusahaan harus berpikir seperti pelanggan, memahami masalah dan tantangan yang dihadapi, dan mampu menyampaikan nilai produk dalam konteks solusi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Kunci sukses dalam menjual adalah kemampuan untuk memahami cara berpikir pelanggan, menyelami proses pengambilan keputusan mereka, serta mempengaruhi keputusan tersebut secara positif.
Inti dari strategi "Think Like Your Customer"
Prinsip utama yang menjadi fondasi penting dalam menjalankan strategi penjualan yang efektif berdasarkan dari buku "Think Like Your Customer", yaitu;
Understanding Business Value. Menurut Stinnett, empati adalah dasar dari strategi "Think Like Your Customer". Seorang penjual atau pemasar harus mampu melihat produk dari sudut pandang pelanggan. Hal ini berarti haru mampu memahami masalah yang pelanggan hadapi, tujuan dan aspirasi yang pelanggan ingin dicapai, dan proses pengambilan keputusan yag dilakukan pelanggan.
Pelanggan tidak membeli karena produk terlihat menarik, tetapi karena produk tersebut dapat membantu mereka mencapai tujuan pembeian, seperti meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya, atau mempercepat pertumbuhan.
Gojek, startup teknologi yang bertransformasi menjadi super-app. Pada awalnya, Gojek tidak sekadar menjual jasa ojek online, tetapi memahami permasalahan masyarakat urban Indonesia: kemacetan, akses layanan cepat, dan keterbatasan waktu. Dengan menyelami kebutuhan tersebut, Gojek memperluas layanan menjadi GoFood, GoSend, GoPay, hingga GoMed. Gojek "berpikir seperti pelanggan" dan mengembangkan solusi berdasarkan kebutuhan nyata pengguna.
Understanding the Buying Process. Setiap pelanggan memiliki proses pembelian yang berbeda. Mengetahui siapa pengambil keputusan, bagaimana mereka mengevaluasi solusi, dan kapan waktu yang tepat untuk mendekati mereka menjadi kunci dalam mengatur strategi komunikasi penjualan.
Mapping the Customer's Organization. Ketahui struktur organisasi pelanggan mulai dari decision maker, influencer, hingga pengguna akhir akan sangat membantu penjual menyesuaikan pendekatan agar lebih terarah dan personal.
Creating and Communicating Value. Stinnett menekankan bahwa penjual harus berbicara dalam bahasa pelanggan, bukan dalam bahasa teknis perusahaan. Hal ini berarti menjelaskan manfaat bisnis (business outcomes) dari produk. Penjual harus mampu mengkomunikasikan manfaat dari produk atau layanan dalam konteks nyata bagi pelanggan. Bukan sekadar fitur, tapi hasil bisnis yang mereka dapatkan.
Traveloka, sebuah platform pemesanan perjalanan. Traveloka tidak hanya mempromosikan tiket pesawat atau hotel, tetapi menggunakan pendekatan berbasis customer journey seperti "liburan hemat", "staycation nyaman", atau "mudik lebih mudah". Bahasa yang digunakan menyentuh sisi emosional dan kebutuhan pelanggan, bukan sekadar transaksi.
Building Trust-Based Relationships. Menurut Stinnett, pelanggan tidak membeli dari perusahaan atau individu yang mereka tidak percayai. Oleh karena itu, membangun hubungan jangka panjang lebih penting daripada hanya mengejar penjualan sesaat. Kepercayaan adalah aset terbesar dalam membangun hubungan jangka panjang. Penjual yang sukses adalah mereka yang mampu menjadi mitra terpercaya, bukan sekadar vendor.
Tokopedia mengembangkan sistem penjualan berbasis kepercayaan melalui fitur seperti rating, review, dan jaminan proteksi pembeli. Mereka membangun ekosistem yang mendorong interaksi jujur dan terbuka, di mana pelanggan merasa aman untuk bertransaksi. Ini bukan hanya soal produk, tapi pengalaman dan rasa percaya.
Becoming a Trusted Business Advisor. Strategi penting lain dari Stinnett adalah menyelaraskan win-win situation antara kebutuhan pelanggan dan sasaran bisnis perusahaan. Ketika penjual mampu menunjukkan bahwa solusi mereka membantu pelanggan mencapai tujuan, maka penjualan bukan lagi sekadar hasil, tetapi bagian dari value co-creation. Peran penjual modern adalah sebagai penasihat bisnis, yang tidak hanya menawarkan produk, tetapi juga memberikan wawasan dan solusi atas masalah pelanggan.
Ruangguru, platform pendidikan berbasis digital. Mereka memahami bahwa siswa dan orang tua di Indonesia memerlukan akses pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau. Tidak hanya menawarkan produk pembelajaran, Ruangguru mengembangkan sistem bimbingan belajar yang fleksibel, terukur, dan adaptif terhadap kebutuhan siswa, sambil tetap menjaga keberlanjutan model bisnisnya
Penjualan Efektif Dimulai dari Memahami Pelanggan
Buku "Think Like Your Customer" memberikan kerangka pikir yang sangat relevan bagi dunia bisnis saat ini. Dengan memahami bagaimana pelanggan berpikir dan mengambil keputusan, perusahaan bisa mengembangkan strategi penjualan yang lebih efisien, relevan, dan berkelanjutan.
Pendekatan yang diuraikan Bill Stinnett dalam buku "Think Like Your Customer" menjadi sangat relevan dalam konteks pasar Indonesia yang beragam dan cepat berubah. Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Ruangguru membuktikan bahwa strategi memaksimalkan penjualan tidak harus dimulai dari promosi besar-besaran atau diskon menarik, tetapi dari empati, komunikasi yang relevan, dan pemahaman mendalam terhadap pelanggan. Ketika perusahaan mampu berpikir seperti pelanggan, maka mereka tidak hanya menjual produk, tetapi membangun solusi, hubungan, dan kepercayaan yang menjadi fondasi loyalitas jangka panjang.
Strategi ini tidak hanya menjadikan penjualan sebagai proses transaksi, melainkan sebagai proses kolaboratif untuk menciptakan nilai bersama. Maka dari itu, berpikirlah seperti pelanggan karena di sanalah letak kunci kemenangan dalam pemasaran dan penjualan modern.
Strategi penjualan bukan lagi soal "menjual lebih banyak", tetapi tentang "membantu lebih banyak pelanggan mencapai tujuan mereka". Inilah esensi dari berpikir seperti pelanggan, tidak hanya menjual tapi menjadi bagian dari solusi hidup mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI