Mohon tunggu...
Mochammad Ariq Ajaba
Mochammad Ariq Ajaba Mohon Tunggu... Pramusaji - Mahasiswa Pemikiran Politik Islam IAIN Kudus

Seorang mahasiswa yang berusaha peduli tentang dunia perpolitikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sepenggal Cerita Pendakian Pertama di Puncak Natas Angin Gunung Muria

19 Juni 2020   00:20 Diperbarui: 8 April 2021   08:21 9381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Puncak Natas Angin Gunung Muria dengan Kehadiran Elang Terbang di Langit Biru. dokpri.

Dan benar-benar terasa betapa alami nya gurauan-gurauan tersebut, berbeda disaat bergurau seperti biasanya yang terkadang malah terkesan garing. Pendakian terus berlanjut, diiringi lagu Zona Nyaman, Aku Tenang, milik Fourtwnty, dan beberapa lagu indie lainnya  membuat perjalanan kami benar-benar terasa lengkap.

Tak terasa kami sampai di pos 3, dimana jalur ini setelahnya berupa trek seperti memutari gunung. Bahasa anak gunung apa ya, intinya setelah pos 3  jalur trek nya naik dengan pola zig-zag sampai ke atas.

Jujur, namanya juga manusia, rasa lelah pasti berdatangan. Ditambah tekstur jalan berupa tanah bebatuan membuat tenaga kami terkuras. Apalagi rekan perempuan kami yang kala itu setiap ujung pola zig-zag meminta istirahat. Tapi tak mengapa, kami saling mengerti. Inilah nikmatnya kebersamaan, tidak egois, selalu mengedepankan kebersamaan. 

Jangan khawatir, pendakian malam hari bukan berarti perjalanan gelap gulita, selama membawa senter pasti tetap bisa lanjut mendaki, ditambah cahaya rembulan membuat indahnya pendakian malam hari kala itu. Belum lagi jika menengok kearah selatan, para pendaki pasti akan disuguhkan berbagai cahaya-cahaya lampu dari rumah penduduk. Indah sekali, itulah kalimat yang pasti keluar dari mulut insan masing-masing.

Sesekali kami mengabadikan momen tersebut pada setiap smarthphone kami, sekedar untuk memperindah story instagram dan whatssapp kami. Hehehe. Tapi berhubung diatas tidak ada sinyal, mau tidak mau nge-post nya waktu turun gunung. Wkwkwkwk.

Kala itu, jam menunjukkan pukul 01.00. Ternyata kami tidak sesuai dengan rencana awal, yang seharusnya pada jam tersebut kami sudah berada di puncak natas angin, ternyata kami masih di Pertapaan Abiyoso. Faktor pengalaman menjadikan kami tidak sesuai dengan estimasi waktu, mau tidak mau kami bermalam di tempat tersebut. Karena, seluruh rombonan termasuk penulis sendiri sudah merasakan lelah yang tak karuan. 

Singkat cerita, keesokan harinya. Kami sama sekali tidak ketinggalan momen sunrise. Terbangun dengan kondisi masih ngantuk, namun dengan cepat rasa kantuk hilang disaat duduk termenung menghadap Sang Surya terbit. Tak lupa kami mengabadikan momen sunrise tersebut. Walaupun belum sampai puncak, pemandangan kala itu benar-benar bagus. Betapa indah ciptaan=Nya.

Lanjut, kami memutuskan untuk tetap mendaki menuju puncak. Dengan trek yang naik, seolah-olah kepala kami bertemu dengan lutut terus-menurus, ditambah trek yang cukup licin membuat kami harus berhati-hati kala itu. Kemudian, trek tersebut berubah menjadi jalan setapak yang landai, sedikit menanjak, samping kanan kiri kami berupa jurang.

Menyadarkan kami semua bila kami sudah berada di Dragon Track atau Jalur Naga, jalur yang terkenal di perjalanan menuju Puncak Natas Angin. Kala itu, cuaca sedang bersahabat dengan kami, membuat kami menjadi rileks dan menikmati setiap perjalanan kami.

Kurang lebih pukul 09.00 WIB, kami sudah berada di Puncak Natas Angin, perasaan senang, bahagia, terharu, lelah, bercampur menjadi satu dalam pikiran kami. Khususnya penulis dan rekan perempuan kami yang sama-sama pemula sekali.

Baca Juga: Sebelum Mendaki ke Gunung Lawu, Bukit Mongkrang Sangat Cocok untuk Pendaki Pemula

Seperti biasa, kami berfoto ria di sana. Walaupun sesampainya disana kami bertemu dengan kabut, tidak membuat kami sedikitpun merasa kecewa, justru kami bersyukur akan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada setiap insan di bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun