Kadang kita memang tidak perlu dipaksakan untuk selalu sepaham
Ada tapak kaki yang setia menyusuri arah mata angin saat malam begitu membutakan
Riuh yang tak mungkin berpauh saat perjalanan kian menjauh
Mata itu selalu hadir dalam teror paling kejam yang kurasakan saat ini
Pilihan semakin bertumpuk pada nol yang kesembilan
Di sini kita mengartikan luka tanpa satu kata yang mampu kueja
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!