Dia terus mengintip kelengahanku
dari balik tabir waktu
Di jendela kupasang tanda
bila malam segera sirna
Istriku sendiri bingung
dengan siapa kiranya aku bertarung
Waspada
dia selalu siap menerkamku
si pengkhianat itu
Doa doa kupanjatkan
tak ada firasat dia akan tamat
malah sorot matanya terus jalang
Tak ada tempat
untuk selamat,
kata pengkhianat laknat
Dan aku memang tak mungkin lari
dari kematian yang abadi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!