Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adakah Planet Lain untuk Koruptor?

16 Desember 2019   12:30 Diperbarui: 17 Desember 2019   10:25 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eyeball Earth: www.space.com

Baru sebentar kemarin, rasanya sekarang sudah penutup tahun 2019. Waktu terlalu gegas, dan kita dapat jatah 365 hari setahun. Jika kita berumur 50 tahun lalu pergi ke Pluto, kita adalah bayi 2 bulan 12 hari karena setahun di Pluto sama dengan 248,2 tahun di bumi. Dengan umur yang sama, di Merkurius kita sudah sangat tua mencapai bilangan 206 tahun, karena setahun di sana hanya butuh 88 hari.

Satu tahun di Mars lamanya sama dengan 687 hari atau 1,88 tahun ukuran Bumi. Satu tahun di Saturnus durasinya sama dengan 29 tahun 5 bulan. Venus membutuhkan waktu selama 243 hari sekali rotasi, sehingga satu hari di Venus lamanya adalah 243 hari ukuran waktu Bumi.

Demikian seterusnya dan seterusnya, belum lagi bila kita menghitungnya dari tata surya matahari atau bintang lain. Bagaimana dengan galaksi lain, Andromeda, Black Eye, Centaurus, Megellan dan lagi sampai miliaran yang di antaranya berjarak miliaran tahun cahaya pula.

Cahaya hanya butuh 1/7 detik untuk mengelilingi bumi, tidak dengan Robert Garside seorang pria yang dijuluki The Running Man, butuh waktu 5 tahun 8 bulan dengan berlari, atau Mike Hall menghabiskan 107 hari dengan bersepeda. Lalu semua konsep tentang waktu yang terlalu dahsyat untuk diukur, terhisap, melelah, dipadatkan, fana di Lubang Hitam Semesta (Black Hole).

Saya tak maksud bicara kosmos lagi. Sekadar berimaji tentang dua atau tiga planet lain yang juga diselubungi atmosfer bagai bumi. Lengkap dengan laut, hutan dan hewan. Dari ribuan triliun planet di jagat ini para saintis kosmolog tidak menutup kemungkinan adanya sumber kehidupan lain di luar bumi.

Suatu waktu teknologi roket sudah mencapai puncaknya, lalu kita bisa mengakses planet itu dalam hitungan waktu antarbenua, memungkinkan untuk memindahkan ribuan bahkan jutaan orang, memulai kehidupan yang baru.

Suatu waktu nanti -jika tidak segera disalip oleh kiamat- bumi sudah tidak aman ditinggali. Pemanasan global, ekosistem yang punah oleh kejahatan tangan industri destruktif, sampai ke ancaman asteroid dari antariksa.

Bumi semakin penuh, umat manusia mendesakinya. PBB mencatat, tiap hari 360.000 bayi lahir dan 152.600 orang meninggal, sehingga dalam setiap 13 tahun penduduk bumi bertambah satu miliar.

Situasi geopolitik juga tidak sedang membaik, para politisi dunia membuat langkah mundur. Harapan para generasi kosmo untuk menghadirkan dunia ultra modern yang sentosa, dibinasakan oleh sifat tamak Sapiens yang sudah diturunkan dari zaman kapak batu.

Orang-orang dalam negara, menghancurkan negerinya sendiri dengan bermain anggaran, berebut proyek dan mengorupsi sisanya. Mereka mengetok palu anggaran dengan sumringah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun