Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ateisme dan Filsafat Nose

25 November 2017   17:05 Diperbarui: 10 Juli 2018   15:02 4576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sharedprayerspaces.com

Beberapa argumen ateis seperti, jika ada 1000 agama di dunia maka hanya satu agama yang benar sebagai penghuni surga dan 999 agama akan menjadi penghuni neraka. Ketika pertama sekali agama muncul dari entitas terkecil berkisar 10 atau 20 orang, dan pada saat bersamaan kiamat tiba, maka bayangkan miliaran penduduk bumi yang mati serentak, lalu Tuhan hanya mengangkat puluhan orang ke surga dan sisanya dilempar ke neraka. Tanpa terjadi kiamat pun, kematian alami tetap akan terjadi dalam satu fase. 

Jika diteruskan hingga ribuan tahun ke depan, dapat dihitung sendiri berapa perbandingan jumlah penghuni surga dan neraka. Lalu ketika agama-agama tidak menjangkau bangsa-bangsa primitif di belantara hutan dan benua kutub, maka pastilah mereka diciptakan hanya untuk dipanggang di neraka, demikian sia-sianya. Ateis selalu mempertanyakan keadilan Tuhan untuk mengatakan Tuhan tidak ada. Paradoks, dunia tidak selalu adil, sampai Tuhan mengadilinya di hari pembalasan.

Ateis beragumen, di antara miliaran galaksi berjarak ratusan ribu tahun cahaya, kenapa Tuhan hanya peduli dan memuliakan sekelompok kecil manusia bumi (pemilik agama terbenar), yang super super super kecil dan sedikit dari seluruh jagat raya.

Sains selalu dapat dibuktikan, tapi agama tidak. Sebentar lagi kata ateis, ilmu pengetahuan akan sanggup menghidupkan orang mati dan pelan-pelan mengambil alih pekerjaan Tuhan lainnya. Dan seterus, dan seterusnya. Maka, semakin diteruskan tulisan ini akan semakin "kurang ajar". Yang jelas kita harus memegang kuat-kuat konsep keimanan kita bahwa Tuhan Maha Agung, Maha Besar dan Maha Bijaksana. Tuhan adalah pemilik miliaran galaksi yang senantiasa bertuhan pada-Nya. Maafkan Nose yang tanpa sengaja membuka wacana ini. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun