Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Para Pencipta Neraka Dunia

2 November 2017   11:14 Diperbarui: 4 November 2017   14:23 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. PermiumTimes

Jika Anda bertangan halus, pandai berbahasa asing, atau pegawai berdasi, Anda pasti akan dicari. Jika Anda berkacamata dan terlihat pintar, maka Anda adalah yang terpilih. Jika Anda anak sekolahan, apalagi intelek seperti guru, dosen, dokter, bankir, insinyur, profesor, sampai bekas menteri, maka Anda semua akan dijemput lalu dikumpulkan. Dikumpulkan untuk dibunuh.

Semua yang pernah bersentuhan sengaja atau tidak dengan bau-bau liberal akan digiring kepada sedikitnya 343 ladang pembantaian tanpa ampun. Untuk bisa selamat dari neraka ini, pastikan bahwa Anda tidak sedang berada di Kamboja pada tahun 1975.

Ladang-ladang itu adalah puncak horor bagi orang-orang yang dianggap telah tercemar dengan pandangan dan intelektualitas model liberal. Ini adalah praktik pemberangusan jejak kapitalisme oleh rezim Pol Pot. Tak terluput darinya adalah para pemuka agama dan 'pecandu' Tuhan. Mereka dikumpulkan di pinggir lubang besar lalu dihujani dengan hantaman cangkul, bambu, kayu, dan alat-alat tradisional lainnya yang menjadi simbol kebangkitan revolusi komunis radikal. Jasad - jasad yang bertumbangan memasuki lubang, disiram dengan sejenis cairan kimia untuk menghapus jejak pembantaian.

Namun bekas-bekas itu masih tampak hingga hari ini berupa cabikan pakaian berdarah dan serakan belulang yang dibiarkan dengan kondisi aslinya oleh Pemerintah Kamboja sekarang, untuk mengenang bahwa negeri itu pernah melewati fase neraka jahanam. Bila sampai ke situs pembantaian, rakyat Kamboja akan ditarik di masa - masa ketika lolongan kematian disamarkan oleh speaker-speaker yang digantungkan di pohon - pohon.

Tahun 1975 menandai runtuhnya sistem liberalisme barat dukungan Amerika di Kamboja. Rezim Marsekal Lon Nol yang memerintah, digulingkan oleh Pol Pot, penganut sejati politik komunisme radikal. Pol Pot paling dikutuk, paling kejam dari para mentor komunis apapun di Sovyet dan China. Paham Maoisme dan Leninisme diberlakukan mutlak dengan paksaan penuh.

Hingga Vietnam mencampuri wilayah Kamboja pada 25 Desember 1978, sedikitnya dua juta manusia tewas akibat dibantai, kelaparan, keletihan parah dan sakit. Penyiksaan dilakukan terhadap rakyat yang diduga memiliki informasi,  biasanya tentang sanak saudara dan orang terdekat. Mereka digiring ke kamp-kamp interogasi paling rahasia milik Khmer Merah. Seluruh kurikulum metode penyiksaan sadis dipraktikkan di sini. Mencabut kuku dan menyiramnya dengan alkohol untuk mendapat satu nama adalah metode yang terbilang ringan dari keseluruhan.

Komunisme adalah satu paham yang menolak kepemilikan barang pribadi dan beranggapan bahwa semua barang produksi harus menjadi milik bersama. Paham ini bertujuan menghapuskan hierarki buruh versus pemilik modal karena sistem kapitalis cenderung mengeksploitasi manusia. Kedengarannya 'mulia', tapi dikibarkan dengan pembantaian penuh dendam. Komunisme dilancarkan satu paket dengan sadisme.

Mao Zedong sebagai Bapak Maoisme, menjiplak habis setiap strategi pemerintahan terpusat yang dilakukan Sovyet. Mao terobsesi dengan Marxisme lalu mengawinkannya dengan sadisme dan eksistensialisme yakni seseorang yang berkemauan besar tapi gagal memisahkan mana benar dan salah. Revolusi Mao dimulai dengan membakar buku-buku, gedung sekolah dan seluruh peradaban melankolis China. Secara sangat aneh, Mao membuka raksasa industri baja demi persenjataan lalu memerintahkan jutaan petani meninggalkan tanah, akibat pasti dari kegilaan ini adalah jutaan perut kelaparan dan mati karena tidak ada yang bisa dimakan. Angkanya mencapai 20 juta.

Demi mempertahankan isme, ratusan juta manusia tergeletak ke tanah. Sufiks-isme berasal dari Yunani -ismos, Latin -ismus, Perancis Kuno -isme, dan Inggris -ism sebagai akhiran, menandakan suatu paham atau ajaran atau kepercayaan. Sebuah paham yang secara idealis mestinya bertujuan mulia tapi lebih banyak sebaliknya.

Sedangkan sadisme diterjemahkan bebas sebagai penyakit jiwa semacam kegemaran melihat kesakitan orang lain. Mereka-mereka yang menjadi buas karena dirasuki sifat kebinatangan tanpa belas kasihan. Dalam sejarah dunia, revolusi atau cara cepat untuk mengubah atau mengganti isme lama dengan isme baru selalu berdarah.

Fasisme dan tribalisme telah memakan korban berupa genosida seperti yang dilakukan terhadap suku Indian, Aztec dan Inca di Amerika, Aborigin di Australia dan Maori di Selandia Baru. Fasisme Jepang dan Nazi dicatat sejarah sebagai paling kejam dan sadis. Holacaust atau pembantaian Yahudi oleh Hittler menjadi penyeimbang dan penegahan terhadap doktrin kuno Yahudi yang tertulis dalam The Protocol of Zion oleh Zionis Israel.

Liberalisme pun tak kalah kejamnya, melalui operasi intelijen mereka mengkudeta sejumlah negara, mengincar sumur minyak, menebar propaganda najis, dan menghisap kekayaan negara ketiga. Seperti Komunisme vs Liberalisme, seperti Nazi vs Zionist, semuanya memaksakan isme melalui sadisme. Di luar itu, melebarnya doktrin radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama, akan menjadi ancaman bagi kemanusiaan selanjutnya.

Yang paling kini adalah aksi tribalisme - berujung pada kejahatan yang didorong oleh rasa perbedaan etnik - oleh rezim Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya. Junta Militer Myanmar yang beretnik Sino Tibet melakukan genosida bertahap secara masif dan sistematis terhadap para keturunan Indo Arya Bangladesh tersebut. Paling puncak dilakukan secara sangat sadis dan dikecam dunia terutama oleh sejumlah negara mayoritas Muslim. Isme radikalisme dan sadisme hanya mampu diredam tapi tidak mengakhiri. Neraka - neraka yang diciptakan itu hanya akan berakhir ketika dunia berakhir, demi menyongsong neraka yang sesungguhnya sebagai pembalasan maha adil. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun