Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batam dalam Enigma Kaum Urban

2 April 2014   21:39 Diperbarui: 14 Februari 2019   11:00 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masa pendudukan Jepang menjadi catatan hitam dalam sejarah Indonesia Raya. Dalam waktu relatif singkat Jepang telah membuat porak poranda tak terkecuali di Batam. Kisah-kisah dramatis ini terekam dalam sejarah Pulau Batam.

Secara kronologis wilayah Batam tercakup dalam peradaban Kerajaan Sriwijaya (Abad VI sampai XIX), Temasik atau Singapura Tua (Abad XIII hingga XIV) dan Kesultanan Melaka (Abad XV sampai XVI). Dalam pola tradisi maritim dan nilai geografis, ketamadunan Melayu Nusantara didapati berputar di bagian Selat Melaka dan rantau sekitarnya. Di sini pulalah punca masuknya peradaban Islam di tanah Melayu karena berada dalam jalur perdagangan internasional.Bagian terpenting yang tidak terpisahkan dari sejarah Pulau Batam adalah munculnya patriot-patriot Melayu dan keturunan Bugis di masa kolonialisasi Eropa. Tercatat beberapa nama seperti Laksmana Hang Nadim, Raja Haji Fisabilillah dan Sultan Mahmod Riayat Syah.

FASE PASCA KEMERDEKAAN

Batam dalam Masa-masa Sulit

Terbukanya Hubungan Dagang Tradisional dengan Singapura

Nilai strategis dan psikografis Pulau Batam mengikat hubungan dagang klasik dengan Semenanjung Malaya khususnya Singapura. Di masa ini marak digunakan mata uang Dollar Singapura dan perdagangan lintas batas antara Batam dan Singapura menjadi simbiosa mutualis.

Cerita Dramatis Masa-masa Konfrontasi

Presiden Soekarno mengobarkan semangat Ganyang Malaysia. Masa ini dikenal dengan era konfrontasi. Batam yang berbatasan langsung dengan Malaysia dijadikan basis strategi militer tentara KKO (Korps Komando Operasi). Banyak kisah-kisah dramatis era konfontasi yang bernilai sejarah. Namun ada berkah yang muncul, Batam mulai dilirik Jakarta. Soekarno berpesan kepada Jenderal Soeharto untuk memberikan perhatian khusus kepada Batam yang amat berhampiran dengan pusat perdagangan dunia, Selat Malaka dan Singapura.


Berkembangnya kampung – kampung pesisir Batam

Hampir seluruh nama-nama tempat di Batam berasal dari masa lalu dan memiliki cerita tersendiri. Penamaan tersebut berasal dari kampung-kampung yang pernah ada di Pulau Batam. Sebagian di antaranya dilestarikan sebagai kampung tua, namun beberapa yang lainnya menjadi sentra urban. Kampung-kampung ini semakin berkembang dalam periodesasi migrasi tahap pertama dan kedua.

Camp Pengungsian Vietnam di Galang

Pulau Galang yang berada dalam gugus Barelang pada 1975 hingga 1996 menjadi tempat persinggahan para manusia perahu yang eksodus besar-besaran dari Vietnam akibat perang saudara. Tercatat sekitar 250.000 jiwa yang tersebar di pulau-pulau berhampiran disatukan di Galang dalam areal seluas 80 hektar. Oleh UNHCR, Galang resmi dijadikan camp pengungsian Vietnam hingga perang reda.

FASE INDUSTRIALISASI

Wasiat Soekarno pada Jenderal Soeharto

Dalam salah satu pidatonya di masa konfrontasi yang disiarkan RRI, Presiden Soekarno secara tegas menyebutkan telah mempersiapkan sebuah kawasan terdekat untuk menyaingi Singapura. Meski nama Batam tidak disebutkan secara eksplisit, namun Jenderal Soeharto menerjemahkan hal itu agar memberi perhatian khusus kepada Pulau Batam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun