Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batam dalam Enigma Kaum Urban

2 April 2014   21:39 Diperbarui: 14 Februari 2019   11:00 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Imperium Melayu Klasik dan Masuknya Islam di Tanah Melayu

Batam dalam Hegemoni Kolonial

Ketemenggungan Bulang

Kedudukan Temenggung di Bulang bermula sejak 1722 hingga 1819. Tokoh sentral pada fase ini bernama Temenggung Abdul Jamal putera Tun Abbas seorang Dato’ Bendahara dari Johor.

Sekelumit Peta Pelayaran VOC 1675 dan Traktat London 1824

Dalam lembaran sejarah nasional, nama Batam tidak banyak disebut. Namun ahli sejarah lokal meyakini, manuskrip dan berkas-berkas bernilai sejarah yang menyebut tentang Batam baik yang ditulis oleh pujangga Melayu seperti Raja Ali Haji dan penulis asing dari Belanda banyak tersimpan di Perpustakaan Leiden bahkan juga ada yang diperjualbelikan di bawah tangan. Nama Batam paling tidak pernah tertulis dalam Peta Pelayaran Kapal Dagang VOC pada tahun 1675 selain juga termaktub dalam dokumen Traktat London pada tahun 1824.

Mandat kepada Raja Isa di bawah YDMR – Kerajaan Riau Lingga

Sebuah Surat Mandat yang menjadi daulat kepada Raja Isa untuk memerintah Nongsa dan rantau berhampiran menjadi titik penting bermulanya sistem pemerintahan di Batam. Momen ini kemudian diabadikan sebagai Hari Jadi Kota Batam.

Tapak – tapak pembangunan Pulau Batam dari Laporan G.J. Schot

Dari jurnal De Battam Archipel yang dibuat seorang ambtenaar pemerintah kolonial Belanda bernama J.G. Schot pada 1882 ditulis secara rinci adanya jaringan jalan setapak yang menghubungkan kampung-kampung tua di Batam. Disebutkan bahwa jaringan jalan tersebut direncanakan pada masa kepemimpinan Raja Isa.

Lahirnya Kampung – kampung Tua


Secara alami sejak bermulanya sistem pemerintahan tradisional pra kemerdekaan, di Batam mulai muncul kampung-kampung pesisir yang pernah dibuka oleh para kerabat di Raja Kesultanan Riau Lingga hingga rakyat jelata. Beberapa nama kampung tua tersebut sebagian besar masih digunakan hingga sekarang dan eksistensinya tetap dipertahankan.

Manusia Batam dan Fenomena Suku Primitif

Batam tercatat sebagai bagian dari imperium Kesultanan Riau Lingga yang penduduknya disebut sebagai orang Melayu. Adanya asimilasi Melayu – Bugis dan kemudian membaur bersama suku-suku lainnya secara alami sudah terjadi di masa-masa awal. Selain itu arkheolog dan sejumlah saksi sejarah menemukan dan mencatat fenomena suku-suku primitif yang pernah mendiami tanah Batam di antaranya Suku Pedalaman Hutan, Sakai, Mantang, Jakun dan Benan. Sementara di wilayah perairan terdapat Suku Laut yang masih eksis hingga saat ini.

Industrialisasi Klasik Raja Ali Kelana dan Perkembangan Singapura

Sebelum industrialisasi modern dibuka, Batam yang strategis juga pernah dijadikan basis industrialisasi klasik untuk memasok kebutuhan bagi Singapura dan sekitar Kepulauan Riau. Beberapa di antaranya adalah pabrik pembakaran arang, pengolahan sagu gambir serta yang paling fenomenal adalah pabrik bata dengan merk “BATAM” yang dikelola oleh Raja Ali Kelana.

District van Batam di Pulau Buluh

Setelah Kedaulatan Nongsa, di Pulau Buluh terdapat sistem pemerintahan baru yang dipimpin oleh seorang Amir. Oleh Belanda wilayah ini disebut sebagai District van Batam yang kemudian berlanjut menjadi ibukota kecamatan pasca kemerdekaan.

Patriotisme Pahlawan Melayu – Bugis

Kisah Dramatis di Zaman Penjajahan Jepang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun