Mohon tunggu...
M Nafis Al Mukhdi
M Nafis Al Mukhdi Mohon Tunggu... Masih Belajar, Pembuat Konten/Penulis, Kontributor

Saya Nafis, lahir hari Senin, 25 al-Muharram 1423 H bertepatan 8 April 2002. Sekarang, saya tinggal di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Pernah bersekolah di MIN 24 HSU, MTs Nurul Huda, dan MAN 1 HSU. Pernah kuliah di STAI Rasyidiyah Khalidiyah, mengambil program studi Pendidikan Agama Islam. Sekarang saya adalah Guru Al-Qur'an di SMPIT Ihsanul Amal Alabio. Menulis adalah hobi saya, hal itu melibatkan kebahasaan dan teknologi yang membuat saya tertarik. Jadi, selain menulis cerita, saya juga kontributor di proyek Wikimedia Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Telatah Sumurung

15 Juni 2025   20:00 Diperbarui: 13 Juni 2025   20:23 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selama liburan semester, saya menemukan sebuah saluran YouTube yang bagus dan berkaitan dengan Ilmu Al-Qur'an. "Arabic 101" namanya. Di sana ada pelajaran-pelajaran yang bermanfaat sehingga saya berniat untuk membagikannya kepada yakni kelompok WAFA saya.

Ada dua tema yang saya bagikan: cara bagus mengaji dan cara nabi mengaji. Cara bagus mengaji terdiri dari: (1) Kuasai dasar tajwid (2) Dengarkan bacaan sering-sering (3) Baca sambil mendengarkan (4) Rekam dan bandingkan (5) Adaptasi. Saya merasa ini ada hubungannya dengan Munaqasyah yang kelak akan dihadapi oleh peserta didik. Beruntungnya, pelajaran WAFA yang menyediakan bahan ajar tajwid berupa buku Tilawah, Tajwid, dan Ghorib, serta rekaman Al-Qur'an di saluran YouTube WAFA Indonesia.

Saya kemudian menjelaskan bahwa, "Alangkah bagus lagi kalau kita mengaji sama dengan Nabi." Kalimat tersebut menjadi transisi untuk materi kedua.

Cara nabi mengaji juga dibagi menjadi lima. (1) Kecepatan -- Tidak cepat, tidak pula terlalu pelan, alias "tartil". (2) Pengucapan -- Jelas setiap pengucapan hurufnya, jelas pula panjang pendeknya, dan seimbang antara keduanya. (3) Jeda -- Beliau berhenti setelah setiap ayat. (4) Gaya -- Beliau memperindah bacaan, salah satunya dengan nada naik turun. (5) Kebiasaan -- Beliau mengawali dengan ta'awudz, beliau bisa juga membaca Al-Qur'an dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring, beliau juga sering meminta sahabat untuk membacakan Al-Qur'an sehingga didengarkan oleh beliau.

Lagi, pembelajaran WAFA juga seiras dengan hal ini. Salah satunya adalah nada hijaz WAFA yang menggunakan tiga nada yakni sedang-naik-turun untuk memperindah bacaan.

Rasanya ada satu kalimat untuk meringkas isi tulisan ini. Memperbaiki perbuatan, diawali dari membaca Al-Qur'an.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun