Mohon tunggu...
Mukhotib MD
Mukhotib MD Mohon Tunggu... Penulis - consultant, writer, citizen journalist

Mendirikan Kantor Berita Swaranusa (2008) dan menerbitkan Tabloid PAUD (2015). Menulis Novel "Kliwon, Perjalanan Seorang Saya", "Air Mata Terakhir", dan "Prahara Cinta di Pesantren."

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Kliwon, Episode THR Tak Pernah Cukup

6 Juni 2018   21:49 Diperbarui: 6 Juni 2018   22:20 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Foto: www.tribunnews.com)

Tumben. Begitulah yang sedang berputar-putar di benak Kliwon. Sutar, satu-satunya warga dusun Bluwangan yang bekerja sebagai pegawai negeri, membeli susu jahe di angkringan Dzul. Ia duduk tepat di samping Kliwon, dan sesekali meniup susu jahe yang masih kemebul itu.

"Rupanya santai duduk di sini," kata Sutar sambil tangannya membuat gerakan seperti memijat di gelas susu jahenya.

"Wah, biasa saja, Pak. Karena sampean baru pertama kali duduk di sini jadi terasa berbeda," ucap Kliwon.

"Berkah untuk angkringanku, Pak Sutar," ujar Dzul ikut nimbrungi obrolan. Dzul mengerti benar, modal terpenting dalam membuka angkringan itu, ya, pintar membuat obrolan menjadi gayeng, sehingga pelanggan tak kapok jajan di angrkingannya. Kalau menjadi pedagang angkringan tak suka mengobrol, tak suka humor, ya, akan sepi pelanggan.

"Ada-ada saja, saya mah nggak bisa membuat berkah. Tuh, Kiai Madjid yang mberkahi," ucap Sutar.

"Oh, ya, benar juga. Tapi dia nggak pernah ke sini, jadi ya, nggak mberkahi," sahut Dzul.

"Besok rencana tinggal belanja-belanja ke Mall sama anak dan istri," ujar Kliwon.

"Wah, nggak Kang Kliwon. THR nggak mencukupi," katanya. Banyak orang memang mengeluh soal THR. Bukan karena tidak cukup besar THR itu, karena memang diberikan sesuai dengan besaran gaji masing-masing dengan hitungan 1 X gaji. Tetapi THR itu juga sudah terkena potong koperasi karyawan atau koperasi pegawai negeri, sebab kebutuhan bulan ramadan kadang-kadang menjadi tinggi, dan hutang terus mnerus ke koperasi.

"Diterima tinggal pas-pasan," lanjutnya.

"Kalau begitu mending seperti saya saja, Pak," kata Kliwon.

"Maksudnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun