Dengan penghasilannya yang seratus ribu per hari, Bunga berniat membeli sebuah gadget. Gadget lamanya benar-benar lama. Lama dalam browsing. Lama dalam mengirim pesan. Lama dalam berselfie. Lama-lama dia kesal. Akhirnya dia memutuskan untuk segera mengganti gadget yang serba lama itu dengan gadget yang baru.Â
Setelah hitung-menghitung, Bunga memprediksi bahwa sebuah gadget baru akan dia dapati sekitar dua minggu lamanya. Bunga pun giat menabung. Dia kurangi porsi makan dan jajannya. Hingga kemudian dia tiba pada ujung sebuah waktu penantiannya.Â
Dua minggu lamanya telah dia lewati. Hari-hari menabungnya telah mencapai puncak. Bunga segera mencari informasi tentang gadget yang sedang tren, bagus, dan juga murah. Dengan gadgetnya yang serba lama, dia memasuki dunia internet, mencari-cari calon gadget baru yang akan dibelinya.Â
Akhirnya Bunga menemukan "gadget idamannya". Gadget yang sedang tren, bagus, dan juga murah itu, segera akan dia miliki. Dengan ditemani sang Ibu, Bunga pun menjelajahi pasar, memburu gadget idaman.Â
"Bu, kalau uangku kurang, tambahin yah. Haha." Canda Bunga kepada Ibunya.
"Iya. Cari saja yang murah." Ibunya menyahut.Â
Matahari yang terik menguasai pasar dengan gagahnya. Bunga yang sedang mengendarai motor, berusaha menghiraukan matahari yang gagah itu. Begitupun dengan sang Ibu, yang anteng-anteng saja pada goncengannya. Mata Bunga melirik ke kiri- ke kanan ketika mengendara, mencari sebuah toko gadget. Dengan matanya yang kemana-mana itu, untung saja tidak ada kendaraan atau pejalan kaki yang tertabrak.Â
Tibalah mereka pada sebuah toko gadget dengan selamat. Bunga segera menghampiri toko itu dengan lincahnya. Dia pandangi berbagai macam gadget yang terpampang di dalam etalase. Ibunya pun ikut memandangi gadget-gadget itu.Â
"Selamat siang Ibu, ada yang bisa Saya bantu?" Sapa seorang sales laki-laki kepada Sang Ibu.
"Siang. Ini anak Saya mau beli gadget katanya." Jawab sang Ibu. Bunga pun mengiyakan.