"Memandikan monyet." Dia menjawab. Kami pun cengingisan tertawa.Â
Senda gurau adalah obat termurah untuk luka yang bersemayam dalam batin. Hanya orang-orang sirik yang mengatakan tertawa itu haram. Tertawa itu menyehatkan! Â
Loteng pun tempat biasa untuk mengkhayal. Mengkhayal adalah kewajiban bagi umat manusia. Sisakan sehari, walaupun sedetik, untuk mengkhayal. Lelaki itu sering memenuhi kewajiban itu. Mengkhayal dia.
"Seandainya ada karung berisikan uang turun dari langit, Saya akan kasih semuanya untuk kamu." Khayalnya.
"Lalu untuk Bapak, mana?" Tanyaku.
"Nggak apa-apa. Nanti saya mengkhayal lagi." Kami pun tertawa.Â
Kebiasaan lelaki itu setiap sebelum tidur selalu mendengarkan radio dari hp Cinanya. Sering dia mendengarkan beberapa chanel yang menyiarkan tausiah. Dia rekam siaran itu, kemudian dia putar esok harinya. "Saya sudah tua. Â Selalu mudah lupa. Jadi Saya rekam saja siaran-siaran ini" Katanya.Â
Lelaki tua itu terkadang pergi meninggalkan loteng, entah kemana. Berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Loteng menjadi sepi. Hingga berakhirnya Bulan Ramadhan tahun ini, dia kembali. Loteng kembali berisi.Â
Seperti biasa, dia sedang menyendiri sambil menikmati secangkir kopi hitam dan rokok kreteknya ketika aku menghampirinya. Namun kulihat raut wajahnya seperti gelisah. Ketika kutanya, dia membeberkan masalahnya. Â Hp Cinanya sedang mengalami kerusakan.Â
"Coba tolong. Fotokan hp Saya. Saya ingin menjualnya di Facebook." Begitu pintanya pada suatu malam, di loteng tempatnya. Aku turuti permintaanya. Lelaki tua itu pun mulai menjualnya di Facebook, dengan menggunakan akun "main-main"nya.Â
Waktu terus berjalan. Berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Hp Cina itu tak kunjung terjual. Raut wajah gelisahnya masih tampak. Setiap dia mainkan, hp Cinanya itu seringkali memanas, dan akhirnya mati. Kesal dia.Â