Mohon tunggu...
M Lendri Julian
M Lendri Julian Mohon Tunggu... Penulis - Sedang ber-fiksi. Hubungi aku via do'a

Seorang lelaki dari Purwakarta. Datang untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Tua dan Hp Cinanya

19 Juli 2019   19:07 Diperbarui: 19 Juli 2019   19:17 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Traffic-club.info

Sudah takdirnya untuk waktu menjadi pagi. Matahari kembali menyinari. Kesibukan mulai terlihat dengan lalu lalangnya kendaraan yang meramaikan jalan. Berbeda-beda tujuan namun satu akibat yang ditimbulkan: kemacetan. 

Lelaki itu sudah hampir menuju enam puluh tahun. Umur yang seharusnya dia pakai untuk bersantai. Namun dia malah sibuk dengan batinnya. Hidupnya saat ini tidaklah normal! 

Hubungan dengan istrinya berstatus cerai. Memiliki dua anak perempuan. Satu sudah menikah. Satunya lagi masih sekolah SMA. Kini lelaki itu terlantar dimasa tuanya. 

Pekerjaannya kini mencicipi kopi hitam, menghisap rokok kreteknya, sambil menunggu kerjaan datang. Melamar pekerjaan bukan masanya lagi. Malang.

Yang dia miliki kini adalah sebuah hp Cina. Dengan hpnya itu, dia bersosialisasi dengan masyarakat melalui Facebook. Masa-masa politik dalam negeri mempekerjakannya sebagai buzzer yang tidak dibayar. Dia rela. Hampir seharian dia memonitori hp cinanya itu.

"Saya mempunyai dua akun Facebook. Satu akun asli. Satunya lagi akun main-main". Katanya padaku ketika kami sedang meratapi kehidupan di loteng pada suatu malam. Aku hanya menanggapinya sebagai sebuah komedi. Walau sebenarnya ada luka diantara dua akun Facebook miliknya itu. 

Tidak ada tempat senyaman loteng untuk merenung dikala malam. Kini loteng didiami oleh lelaki tua itu. Sendiri. Terkadang aku temani dia.  

"Kamu ingin kerja? Saya punya lowongan." Tiba-tiba dia menawarkan.

"Kerja apa?" Tanyaku.

"Ada. Di Taman Safari."

"Bagaimana kerjanya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun