Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Berbagi Cerita Bersama Anak

9 Desember 2022   05:51 Diperbarui: 9 Desember 2022   05:53 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Alhamdulillah Engkau anugerahkan nikmat yang tak terhingga kepada kami, di tengah malam yang sunyi terdengar detak jarum jam menunjukkan pukul 02.15 WIB udara pagi yang mulai terasa sejuk sejak sore hujan mengguyur kompleks perumahan di mana kami tinggal bersama dengan istri dan anakku.

Ya Allah Engkau telah anugerahkan kepada kami buah cinta Anak Sholeh yang berusaha kami Didik sejak lahir hingga masa yang akan datang. Kami program dengan karakter akhlakul karimah yang sebaik-baik perilaku adalah kehidupan, dengan akhlak yang terpuji anak akan tumbuh menjadi pribadi utama yang sangat menjunjung nilai-nilai ketuhanan kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang baik.

Ananda sejak kecil sudah kami posisikan sebagai pribadi yang utuh termasuk dalam komunikasi dan perhatian. Ambil contoh dalam komunikasi Kami selalu menundukkan keberadaannya sebagai subjek yang mandiri untuk diajak bicara, berbagi cerita tentang apa yang ayah dan mama alami ketika bekerja di luar rumah dan segala kegiatan yang kami lakukan. Dengan maksud anak akan paham apa yang dilakukan orang tua dan apa yang seharusnya dilakukan anak di rumah, sehingga anak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap dirinya dan tugas hidupnya.

Dalam alokasi bagian yang lain anak juga selalu menjadi fokus perhatian utama contoh alokasi anggaran kebutuhan sehari-hari anak dari makan, minum, pakaian, kebutuhan akan aktualisasi diri, fasilitas permainan, dan alokasi waktu untuk bermain dan pendampingan penuh cinta kasih dari kedua orang tua. Kompensasi waktu yang ditinggal orang tua selama kerja hendaknya diganti dengan bobot kualitas pertemuan dengan anak secara maksimal, sehingga anak bisa tumbuh bersosialisasi secara optimal.

Jangan sebaliknya sudah waktu alokasi bersama anak tidak ada, Kalau bertemu dengan anak kualitasnya tidak dimaksimalkan. Sehingga tidak ada transformasi sikap nilai dan moral kepada anak. Orang tua tidak memberikan keteladanan kepada anak secara optimal. Inilah yang menyebabkan anak tumbuh secara alami tidak tercipta oleh lingkungan yang kondusif yang memang dirancang dan diprogram dengan baik.

Kualitas pertemuan dengan anak justru dihindari merasa anak selalu merepotkan dan membikin kesal orang tua, karena apa yang sudah tertata rapi di rumah dan indah dibuat berantakan oleh ulah anak sebagai media belajar dan bermain anak. Anak berusaha mengeluarkan segala ekspresi kreativitas dengan mencoba sesuatu atau meniru sesuatu yang tertangkap oleh logika akal anak balita.

Sungguh luar biasa kalau kita amati dari waktu ke waktu pertumbuhan buah hati kita. Bagaimana dia mengekspresikan segala keinginannya, bagaimana dia bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Bagaimana Dia membangun kepercayaan dirinya menghindari apa-apa yang berbahaya baginya. Bagaimana dia mengungkapkan perasaan dan keinginannya secara komunikatif dengan orang tua maupun orang lain.

Jangan biarkan anak kita tumbuh secara alami, bukan dengan desain baik. Dengan rancangan apa yang hendak kita tanamkan pada anak sangat mempengaruhi hasil akhir dari proses pendidikan yang terus berjalan menuju profil pribadi yang ideal. Ketahanan fisik dan mentalnya yang baik, kemampuan sosialisasi diri dengan baik, pengalaman dan sosial berjalan dengan lancar.

Persoalan Komunikasi sering menjadi kendala bagi anak, sehingga kemampuan komunikasinya tidak optimal. sebagai contoh ajak anak berkomunikasi dan berinteraksi secara apa adanya. Jangan ikuti anak ketika suaranya pelo atau cedal. Orang tua jangan ikut pelo atau cedal, berkomunikasi biasa saja, sekalipun anak belum paham dari apa yang kita ucapkan. Karena anak akan merekam apa yang kita ucapkan dan tuturkan. Apabila ucapan kita salah dari kaidah bahasa dan nilai moral agama. Pada masa imitasi anak akan meniru apa yang dilihat,  apa yang didengar, dan apa yang dia rasakan.

Bersikap positif pada anak. Karena energi positif akan tertransformasikan secara baik kepada anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan mental dan spiritualnya. 

Nilai-nilai etika yang dilarang yang diterapkan tidak boleh dan jangan diberi toleransi, sehingga akan menyebabkan anak terbiasa diberi toleransi, tetapi jika tidak sesuai dengan norma  Apabila terjadi suatu kesalahan segera beri teladan yang baik atau evaluasi langkahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun