Apa ciri utama mereka yang menyandang ASPD ini (selanjutnya digunakan sebutan sociopath saja)?
1. Cenderung untuk melanggar social norms, aturan, hukum.
2. Kekurangan empathy yang bisa tidak terlihat oleh orang awam, namun terlihat jelas oleh para ahli.
3. Manipulatif atau tukang ngibul yang membuatnya sering disangka orang baik, hebat, pintar, bahkan suci.
4. Impulsive, melakukan satu tindakan tanpa didahului oleh pertimbangan matang atau oleh kewarasan.
5. Agresif atau cenderung menyerang orang lain secara verbal atau fisik.
6. Intelegensi mereka hanya rata-rata atau di bawah rata-rata, namun mereka mampu menampilkan dirinya seperti jenius.
Semua itu ada penjelasan panjangnya dari neuroscience tentang tiap-tiap ciri itu dan mengapa mereka memiliki ciri itu.
Semua ciri itu adalah ciri dominan dari hampir semua politisi atau beberapa profesi tertentu lainnya. Makanya Anda harus berhati-hati pada tiap politisi, karena Anda bisa mengira politisi yang Anda kagumi sebagai orang baik, padahal ia seorang pemangsa, penghisap darah, atau toxic.
Mengenai ciri itu bisa dibaca di setidaknya 2 buku berikut: "Why We Elect Narcissists & Sociopaths" (Bill Eddy), atau "Assholes" (Aaron James) dan juga beberapa buku atau artikel lainnya.
Akhir-akhir ini persoalan korupsi di Indonesia sedang mengemuka. Puluhan tahun, bahkan sejak awal kemerdekaan RI, Indonesia sudah dirongrong oleh korupsi, bahkan beberapa dekade terakhir malah makin menggila.
Korupsi dilakukan oleh mereka yang memiliki ciri sociopath. Dan korupsi tidak bisa diberantas di Indonesia, karena para politisi yang seharusnya menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi, malah banyak yang terindikasi sosiopath juga.
Sebagaimana disebutkan di atas, sociopathy adalah persoalan kesehatan mental yang menghambat naiknya 6 indikator yang disebutkan di WHR di atas. Tanpa memperhatikan kesehatan mental, maka pemberantasan korupsi di Indonesia hanya akan bermain di soal hukuman yang lebih berat, atau hukuman sosial, juga soal bagaimana membuat sistem untuk mencegah korupsi. Sementara itu akar korupsi, yaitu kesehatan mental tidak disentuh sama sekali.
Sekarang saya tanya pada Anda, pernahkah ada program untuk menyempurnakan kesehatan mental di Indonesia? Jangan tanyakan itu ke politisi, karena kesehatan mental mereka diragukan.
M. Jojo Rahardjo
Satu-satunya penulis sejak 2015 yang telah menghasilkan ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
linkedin.com/m-jojo-rahardjo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI