Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengolok-olok Program Makan Gratis di Sekolah?

28 Februari 2024   10:59 Diperbarui: 28 Februari 2024   13:02 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Makan gratis di sekolah Malaysia (Merdeka.com)


Beberapa negeri di Asia sudah menerapkan program makan siang gratis di sekolahnya. Apalagi negeri-negeri Skandinavia di Eropa. Bahkan ada 8 negara bagian di Amerika yg menerapkan program ini yg sudah dilengkapi dengan berbagai aturannya atau UU-nya.

Sebuah riset di Amerika menunjukkan 59% anak Amerika karena berbagai sebab datang ke sekolah dalam keadaan lapar. Padahal kondisi itu mempengaruhi prestasi belajarnya, dan mempengaruhi perkembangan mentalnya. Mungkin itu sebabnya: bukan hanya makan siang saja yg disediakan di sekolah, tetapi juga sarapan pagi.

Indonesia juga bakal segera menerapkan makan gratis di sekolah. Namun tidak sedikit orang yg menentang program yg ditawarkan oleh pasangan presiden & wapres terpilih (berdasarkan quick count) Prabowo-Gibran. Tentu mereka yg menolak itu mengajukan beberapa argumen tentang mengapa program itu pantas ditentang. Padahal dari kacamata mereka yg memiliki optimisme, keberatan mereka dipandang hanya sekedar tantangan yg solusinya bisa dicari.

Bagi mereka yg memiliki optimisme, benefit dari program ini terlihat lebih jelas, sehingga disusun lebih dahulu, sedangkan tantangan yg muncul kemudian pasti akan mendapatkan solusinya.

Benefit makan gratis di sekolah:
1. Membantu keluarga miskin (keluarga ikut terbantu).
2. Membantu memperbaiki gizi anak-anak.
3. Memperbaiki prestasi anak di sekolah.
4. Investasi bagi bangsa ini sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa riset sebagaimana disebut di bawah artikel ini.

Tantangan makan gratis di sekolah:
1. Anggarannya sangat besar, sehingga dikuatirkan mengganggu perekonomian.
2. Rawan korupsi saat dilaksanakan.
3. Pelaksanaan yg rumit dari mulai penyediaan bahan, distribusi, hingga disajikan pada setiap anak.

Bahkan neuroscience memiliki penjelasan yg bagus tentang mengapa program makan gratis di sekolah perlu dilaksanakan. Penjelasannya berkaitan dengan otak manusia yg begitu spesial atau berbeda dengan primata, apalagi mamalia.

Berat otak hanya 1,5 kg (dibandingkan dengan berat tubuh yg 70 kg), namun otak membutuhkan 25% kalori dari makanan yg kita telan setiap hari. Energi atau kalori yg begitu besar dibutuhkan otak untuk memfungsikan neurons yg jumlahnya lebih banyak di bagian cerebral cortex-nya (manusia memiliki jumlah neurons paling banyak di bagian otak ini).

Makanan yg dimasak oleh manusia (ingat: hewan tidak memasak makanannya), apalagi makanan yg tepat membuat cerebral cortex (menentukan kecerdasan) bekerja (berkembang) lebih sempurna (baca artikel lengkapnya di sini: https://www.kompasiana.com/mjr/6357b96618333e5e1140c0a2/jumlah-neurons-di-otak-manusia-adalah-86-miliar-bukan-100-miliar).

Otak anak (hingga usia 25 tahun) masih terus berkembang, terutama di bagian Cerebral Cortex-nya. Mereka butuh pasokan makanan yg tepat yg mungkin sekali tidak bisa dipenuhi di rumahnya (oleh orangtuanya), karena berbagai sebab. Program makan gratis di sekolah dirancang untuk memenuhi kebutuhan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun