Amerika Serikat
Melalui program Transition Assistance Program (TAP), Departemen Pertahanan AS memberikan pelatihan wajib kepada anggota militer yang akan pensiun. Pelatihan meliputi manajemen keuangan, kewirausahaan, penulisan resume, hingga konseling psikologis. TAP juga menggandeng sektor swasta untuk membantu dalam rekrutmen tenaga kerja veteran.
Jepang
Di Jepang, budaya kerja yang kuat menyebabkan banyak pekerja mengalami kesulitan setelah pensiun. Pemerintah dan perusahaan mengatasinya dengan program Reemployment Support, di mana pensiunan diberi kesempatan untuk bekerja paruh waktu atau sebagai mentor di perusahaan yang sama, sambil mengikuti pelatihan penyesuaian sosial.
Korea Selatan
Korea memiliki sistem Second Career Program, yang menekankan pelatihan kewirausahaan dan pengembangan keterampilan baru bagi pegawai negeri atau personel militer menjelang pensiun. Pemerintah menyediakan lembaga khusus yang memberikan bimbingan usaha dan akses permodalan mikro.
Dari ketiga contoh tersebut, dapat dipahami bahwa keberhasilan MPP sangat tergantung pada sinergi antara lembaga pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menyiapkan ekosistem pendukung bagi para purna tugas.
Tantangan Pelaksanaan MPP di Indonesia
Meskipun telah memiliki dasar hukum dan sejumlah inisiatif pelatihan pra-pensiun, pelaksanaan MPP di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan:
1. Â Keterbatasan waktu dan materi pelatihan, sehingga belum mampu menyentuh seluruh aspek kesiapan psikologis dan finansial.
2. Kurangnya koordinasi antarinstansi, khususnya antara lembaga pendidikan ASN/TNI dengan lembaga pelatihan kewirausahaan.