Mohon tunggu...
Jannu A. Bordineo
Jannu A. Bordineo Mohon Tunggu... Penulis - Pengarang

Jannu A. Bordineo, lahir di Gersik, sebuah kampung di Kabupaten Penajam Paser Utara yang sering disalah kira dengan salah satu kabupaten di Jawa. Lulusan teknik yang menggandrungi sastra. Mulai menulis cerita sejak ikut lomba mengarang cerpen sewaktu SD. Buku kesukaannya adalah Jiwa Pelaut karya Moerwanto. Temui dia di kedalaman hutan atau di keluasan lautan, karena dia pendamba ketenangan. http://www.lautankata.com/ fb.com/bordineo IG: @bordineo.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Di dalam Toilet

2 Oktober 2015   13:36 Diperbarui: 2 Oktober 2015   14:58 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sekarang otakmu bekerja keras menyusun kata-kata.

Dinda, aku suka kamu. Maukah kamu jadi pacarku?

Tidak, tidak. Itu terlalu biasa. Kau mengerang dan memukul-mukul kepalamu, memaksa otakmu untuk bekerja lebih keras lagi. Namun tetap saja tidak ada kata-kata lain yang tebersit di benakmu.

Kau maki dirimu sendiri, yang sering mengaku sebagai penulis, yang telah menulis berpuluh puisi dan cerita, yang begitu royal menelurkan kata-kata, tetapi tak bisa menemukan kata yang tepat untuk menyatakan cinta.

Kau tangkupkan kedua tapak tangan ke muka. Kau diam dan membiarkan dirimu tenggelam dalam keheningan. Cukup lama. Akhirnya kau putuskan untuk pasrah, menyuarakan apa pun kata yang kau punya.

Kau keluar dari bilik pertapaanmu, lalu berjalan menuju wastafel. Kau rapikan rambut dan pakaianmu. Kali ini kau tidak mencuci muka.

Kau keluar dari toilet, berjalan menuju mejamu dan… kosong.

Kau tercenung menatap dua piring di meja itu. Satu piring tandas isinya, satunya lagi tinggal setengah—piringmu.

Ponselmu di dalam celana tiba-tiba bergetar. Kau lihat ada pesan masuk. Dari pujaan hatimu.

“Ngajak makan, kok malah ditinggal cari wangsit.”

Kau belum sempat membalas dan tidak tahu harus membalas seperti apa tatkala pesan berikutnya masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun