Mohon tunggu...
Miss Debbie
Miss Debbie Mohon Tunggu... Guru - Perempuan Sederhana

Perempuan Sederhana | Hidup Sederhana | Hidup Berdampak | Cinta Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Online Shop dan Plastik

22 Februari 2022   13:53 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semenjak corona masuk di Indonesia, banyak kota yang di lock down, diberlakukannya social distancing dan lain sebagainya.

Saya salah satu masyarakat Indonesia yang cukup aktif menggunakan online shop untuk mempermudah pembelian segala keperluan. Mudah didapat, tidak perlu muter-muter untuk mencari barang yang dimaksud, cukup ketik saja yang dicari pasti muncul. Pilihannya banyak dari yang termahal hingga yang termurah. 

Ada juga cara-cara mengasyikkan yang dapat dilakukan pembeli untuk memperoleh potongan harga atau free ongkos kirim. Jadi lebih murah jika barang tersebut yang kita beli memang didatangkan dari kota bersangkutan ke kota tempat tinggal kita apalagi dengan adanya free ongkos kirim, menguntungkan bukan?

Eitss...... tunggu dulu, ada sisi menguntungkan namun jangan melupakan sisi "tak menguntungkannya"

Semakin meningkatnya pengguna online shop tentu saja semakin banyak penggunaan box/ dus yang digunakan untuk pembungkusnya, belum lagi bubble wrap yang digunakan untuk barang pecah belah dan itu benar-benar digunakan double. 

Penjual tidak mau mengambil resiko jika barang orderannya rusak saat pengiriman. Juga penggunaan isolasi, ini salah satu sampah plastik yang banyak dihasilkan oleh online shop. Apalagi jika sampah-sampah tersebut dibuang tidak pada tempatnya.

Seringkali banyak selokan-selokan yang yang penuh dengan sampah dan saat musim hujan tiba banjir dimana-mana dan sampah akan bertebaran si setiap sudut kota....

Box/dus tidak membutuhkan waktu yang lama untuk terurai tetapi sampah plastik butuh ratusan tahun untuk terurai. Secara pribadi untuk menekan hal ini box/ dus yang saya terima akan saya simpan dengan baik dan digunakan kembali untuk alat peraga atau media belajar di sekolah. 

Demikian halnya dengan buble wrap, biasanya saya buka dengan hati-hati sehingga dapat digunakan kembali atau juga digunakan bersama anak-anak didik di sekolah sebagai pengganti pop it.

Harapan saya semoga pengaturan sampah dapat tertata dengan baik, kadang-kadang ada rasa iri ketika melihat negara-negara luar dengan prosedur pembuangan sampah yang tertib dan tertata dengan baik. Di rumah kita sudah mencoba memisahkan sampah tetapi ketika petugasnya datang semua sampah dijadikan satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun