Mohon tunggu...
Missberry Black
Missberry Black Mohon Tunggu... -

lahir di Indonesia, tinggal & bekerja di luar negeri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Kekasihku Lamaku

5 Juli 2011   11:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:55 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Istriku kekasihku,

selama 63 tahun kita bersama, hanya 38 tahun kita lewati bersama dengan kebahagiaan, 23 tahun selebihnya aku diserang penyakit sialan ini, ditambah 2 tahun mengikuti perang. Kutahu itulah neraka dunia bagimu. Kutinggal dirimu bagai seorang janda untuk ikut berperang melawan Jerman, bergerilya dari satu kamp ke kamp lainnya, sedangkan engkau harus membesarkan anak2 kita dan bekerja di ladang anggur karena tidak ada lagi pria yg menggarap ladang kita, krn banyak laki-laki yang  mati di medan perang & sebagian masih berjuang melawan musuh. Dan 23 tahun neraka dunia yang lain, bukan aku yang menciptakan bukan pula atas kemauanku, tp penyakitku menyerang diusia muda, saat aku mulai pensiun. Dulu diriku yang  lemah lembut terhadapmu, menjadi kasar sejak saat  sakit, bahkan aku sering melontarkan kata2 kasar bahkan meludahimu. Tapi engkau tetap setia, kekasihku. Tak jarang engkau mengeluh pada tetangga & tak jarang tetangga menyuruhmu membawaku ke panti jompo, namun engkau menolak. Katamu, aku menikah dengannya dalam suka & duka, aku akan merawatnya seumur hidupku, sesuai janjiku di depan altar. Oh... Kekasihku, pujaanku, sering kali engkau menitikan air mata yg tidak kumengerti saat aku tidak mengenalimu bahkan mengira engkau ibuku. Ada pula saatnya aku mengira dikau perawat yang datang hendak menyuntikku sampai aku mengamuk & melemparmu dgn tongkat kayuku. Namun satu yang pasti kekasihku, ada perasaan yang tidak bisa kugambarkan yang kurasakan tiap engkau hadir disampingku, perasaan yang tiap saat menghangatkan jiwaku yang sakit ini.


Terima kasih engkau sudah merawatku kekasih, mendampingiku dengan cintamu. Sekarang engkau sudah tenang, janganlah bersedih hai kekasih hatiku, nikmatilah masa tuamu, beristirahatlah & nantikanlah saatnya tiba, sampai kita berjumpa lagi, dimana tidak akan ada lagi ratap tangis & kesusahan serta penyakit. Aku juga sudah tenang, tidak lagi terkukung dalam penyakit Alzheimer yang keparat ini. Peluk cium, dari belahan jiwamu, AT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun