Mohon tunggu...
Misri Gozan
Misri Gozan Mohon Tunggu... Guru Besar Teknik Kimia - UI, Ketua BATAP LAM TEKNIK-IABEE Persatuan Insinyur Indonesia

Ketua BATAP dan Komite Eksekutif LAM TEKNIK, Persatuan Insinyur Indonesia Guru Besar Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Pengasuh Pendidikan Dasar, Menengah dan Pesantren

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencari Subsidi Akreditasi Berkeadilan bagi Kampus dan Prodi

29 Mei 2025   22:52 Diperbarui: 7 Juni 2025   21:12 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Subsidi Akreditasi Berkeadilan (Sumber: Misri Gozan)

Skenario subsidi 30% tanpa seleksi (skenario 3) terasa adil di permukaan. Negara mengeluarkan hanya 97 - 240 Milyar per tahun.  Namun bisa disalahgunakan. Kampus besar yang mampu bayar tetap dapat subsidi, yang seharusnya hanya untuk kampus lemah.

Maka muncul opsi subsidi selektif (skenario 4), di mana hanya prodi/kampus yang memenuhi kriteria eligibilitas, misalnya memiliki minimal 5 dosen tetap, kurikulum aktif, dan masa akreditasi belum kedaluwarsa, yang mendapat bantuan. 

Skenario 5 mencoba kompromi: negara hanya membiayai AIPT yang jumlahnya jauh lebih kecil, agar penguatan tata kelola kampus bisa berlangsung. Prodi tetap membiayai akreditasinya. Sementara itu, skenario 6 berbasis "cost sharing" , misalnya akreditasi APS Rp100 juta, namun pemerintah membantu 40%. Ini mendorong efisiensi dan tanggung jawab bersama.

 

Akreditasi sebagai Investasi Mutu

Pada akhirnya, akreditasi adalah alat peningkatan mutu, bukan sekadar administrasi. Ia harus dilihat sebagai investasi jangka panjang untuk kualitas generasi bangsa. Maka wajar jika pembiayaannya menjadi tanggung jawab bersama, antara pemerintah, masyarakat, dan institusi pendidikan.

Subsidi boleh, bahkan perlu. Tapi harus cerdas: berbasis data, kinerja, dan kebutuhan. Tidak semua harus gratis. Yang penting, tidak ada kampus bermutu yang tumbang karena tak sanggup bayar akreditasi. Dan sebaliknya, tidak ada kampus lemah yang hidup dari subsidi tanpa niat memperbaiki diri.

Dengan desain pembiayaan yang bijak dan transparan, kita bisa memastikan bahwa akreditasi menjadi jalan menuju mutu, bukan dipandang melulu sekadar biaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun