Pernah nggak, sih, kamu merasa terjebak dalam situasi di mana kamu ingin bilang "tidak," tapi akhirnya malah bilang "iya"? Padahal dalam hati kamu tahu itu bukan hal yang kamu mau.Â
Fenomena ini sangat umum terjadi, terutama di kalangan Gen Z yang tumbuh di era serba cepat, penuh tuntutan sosial, dan rasa takut ketinggalan momen.
Berani bilang "tidak" bukan berarti kamu egois. Justru, kemampuan ini adalah bentuk kedewasaan emosional yang menunjukkan bahwa kamu tahu batasan dan menghargai diri sendiri.Â
Di tengah dunia yang menuntut kita untuk selalu "bisa," "ada," dan "ikut," kemampuan berkata "tidak" menjadi tanda keberanian yang sering kali luput dipelajari.
Yuk, kita bahas lebih dalam kenapa menolak itu terasa sulit, apa manfaatnya, dan bagaimana cara melakukannya dengan percaya diri tanpa rasa bersalah.
Mengapa Menolak Itu Sulit?
Mengatakan "tidak" sering kali terasa jauh lebih berat daripada yang kita bayangkan.Â
Ada banyak faktor emosional dan psikologis yang membuat seseorang sulit menolak, terutama di kalangan muda yang hidup di tengah tekanan sosial dan budaya digital seperti Gen Z.
Salah satu alasannya adalah keinginan untuk menyenangkan orang lain atau diterima di lingkungan sosial. Dalam diri banyak orang, ada dorongan alami untuk disukai, diakui, dan dianggap "baik."Â
Akibatnya, kamu mungkin lebih memilih mengutamakan perasaan orang lain daripada kebutuhan diri sendiri. Ada rasa takut dianggap sombong, tidak peduli, atau bahkan tidak sopan.
Padahal, selalu berkata "iya" bukan tanda kamu baik. Kadang, itu justru tanda kamu takut kehilangan penerimaan sosial.Â