Kamu mengorbankan ketenangan diri hanya demi menjaga citra atau harmoni yang semu.
Selain itu, ada rasa takut ketinggalan atau FOMO (Fear of Missing Out) yang jadi tantangan khas Gen Z.Â
Dunia digital membuat kita selalu terhubung dengan update dari teman, influencer, atau peluang baru.Â
Notifikasi media sosial menanamkan ilusi bahwa ada begitu banyak hal menarik yang akan kita lewatkan kalau tidak segera ikut.
Akibatnya, menolak undangan, proyek, atau kesempatan bisa terasa seperti kehilangan sesuatu yang berharga --- meski sebenarnya tubuh dan pikiran kita sedang butuh istirahat.
Belum lagi tekanan budaya dan sosial yang mendorong nilai "selalu siap membantu." Di banyak lingkungan, menolak dianggap tidak sopan atau tidak kooperatif.Â
Dari kecil kita diajarkan untuk "nggak enakan," untuk selalu mendahulukan orang lain meskipun kita sendiri sedang kewalahan. Lama-lama, kita tumbuh tanpa tahu cara menolak dengan sehat.
Fenomena ini erat kaitannya dengan perilaku people pleaser, yaitu seseorang yang terus berusaha membuat orang lain senang bahkan dengan mengorbankan dirinya sendiri.Â
People pleaser biasanya merasa harus selalu menyesuaikan diri agar diterima dan dicintai.Â
Sayangnya, kebiasaan ini membuat seseorang kehilangan jati diri, kelelahan secara emosional, dan sering merasa hidupnya dikendalikan oleh orang lain.
Pada akhirnya, memahami alasan di balik kesulitan menolak adalah langkah pertama untuk mengambil kembali kendali atas hidupmu.Â