Karena tidak langsung mengeluarkan uang tunai, banyak orang merasa lebih ringan berbelanja menggunakan kartu kredit. Padahal, ketika tagihan datang, baru terasa beratnya.Â
Terlebih lagi, jika kamu hanya membayar "minimum payment", sisa tagihan akan dikenakan bunga yang tinggi dan terus bertambah setiap bulan. Akhirnya, kamu membayar lebih banyak dari harga asli barang yang dibeli.
Masalah utama kartu kredit bukan pada alatnya, tapi pada kebiasaan penggunaannya.Â
Jika kamu menggunakan kartu kredit hanya untuk kebutuhan mendesak---misalnya keadaan darurat medis atau tiket mendadak---dan selalu membayar lunas setiap bulan, kartu kredit bisa menjadi teman baik keuanganmu.Â
Namun jika digunakan untuk memenuhi keinginan konsumtif, kartu ini bisa berubah menjadi musuh terbesar tabunganmu.Â
Bijaklah menggunakan fasilitas kredit agar keuangan tetap sehat dan tidak tergelincir dalam utang konsumtif.
5. Sering Tergoda Diskon dan Promo
Siapa sih yang tidak suka diskon? Label "50% OFF" atau "Buy 1 Get 1" memang diciptakan untuk menarik perhatian dan menggoda psikologi pembeli.Â
Otak kita langsung berpikir bahwa sedang mendapatkan keuntungan besar, padahal belum tentu.Â
Diskon hanya menguntungkan kalau barang yang dibeli memang benar-benar dibutuhkan. Jika tidak, itu hanya alasan untuk berbelanja lebih banyak dari rencana awal.
Sering kali, seseorang masuk ke toko atau marketplace dengan niat hanya "lihat-lihat". Tapi begitu melihat promo besar, niat itu berubah jadi pembelian impulsif.Â
Akibatnya, rumah penuh barang yang jarang dipakai, sementara tabungan makin menipis. Inilah yang disebut dengan "illusory saving"---kita merasa hemat karena mendapatkan harga lebih murah, padahal sejatinya mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak diperlukan.