Tapi masalahnya, begitu emosi reda, yang tersisa justru penyesalan karena sudah keluar uang untuk barang-barang yang sebenarnya enggak perlu.
Itulah kenapa kondisi fisik dan mental sebelum belanja sangat menentukan. Belanja dalam keadaan tenang, fokus, dan kenyang biasanya menghasilkan keputusan yang lebih rasional dan hemat.
2. Mengabaikan Tanggal Kedaluwarsa dan Kualitas Produk
Kesalahan berikutnya adalah terlalu fokus pada harga, sampai lupa memeriksa tanggal kedaluwarsa.Â
Sering banget kita tergoda promo "harga miring" tanpa sadar barang itu sudah dekat masa expired. Alhasil, barang keburu basi atau rusak sebelum sempat dipakai. Duit keluar, barang terbuang, rugi dua kali.
Hal yang sama berlaku untuk kualitas produk. Misalnya beli sabun atau deterjen yang murah, tapi ternyata cepat habis karena enggak efektif.Â
Atau beli bahan makanan yang kelihatannya segar, tapi ternyata gampang busuk. Pada akhirnya, kita malah harus beli ulang lebih cepat. Jadi, bukannya hemat, justru jadi lebih boros.
Maka, belanja itu enggak melulu soal cari harga termurah. Lebih penting memastikan barang benar-benar awet, berguna, dan bisa dipakai sampai habis.
3. Belanja Terburu-buru atau Last Minute
Pernah enggak kalian kepepet butuh barang, tapi baru sadar pas stok sudah habis? Akhirnya buru-buru beli di minimarket terdekat dengan harga yang lebih tinggi.Â
Inilah salah satu efek belanja last minute: kita enggak punya waktu untuk bandingin harga, enggak bisa pilih dengan tenang, dan sering kali harus puas dengan opsi seadanya.
Belanja terburu-buru juga bikin stres. Fokus otak bukan lagi mencari barang terbaik dengan harga paling hemat, melainkan sekadar biar cepat selesai.Â
Sering kali barang yang enggak penting pun ikut terbeli gara-gara panik atau enggak sempat berpikir panjang.