Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Job Hugging: Karyawan Enggan Pindah Kerja di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

29 September 2025   06:00 Diperbarui: 28 September 2025   12:52 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi job hugging (sumber:freepik/DC Studio)

 

Beberapa tahun terakhir, dunia kerja global sempat dihebohkan dengan fenomena "The Great Resignation", ketika gelombang karyawan memutuskan resign secara massal demi mencari peluang baru. 

Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor seperti burnout, ketidakpuasan terhadap budaya perusahaan, keinginan fleksibilitas lebih besar, hingga dorongan untuk mencari makna baru dalam karier. 

Namun kini, tren tersebut mengalami perubahan signifikan. Alih-alih berpindah kerja, banyak karyawan justru memilih bertahan di perusahaan mereka. Fenomena ini dikenal dengan istilah "The Great Stay".

Melansir Forbes, para ahli bahkan menyebut tren terbaru ini sebagai "Job Hugging", yakni kebiasaan para pekerja untuk mempertahankan pekerjaan mereka "sekuat tenaga" meskipun sebenarnya ada keinginan untuk mencoba hal baru. 

Fenomena ini pertama kali diungkap oleh konsultan di Korn Ferry, perusahaan konsultan organisasi ternama. 

Mereka menggambarkan "job hugging" sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi global dan melambatnya pasar tenaga kerja, di mana risiko pindah kerja semakin tinggi dibanding beberapa tahun lalu.

Ketidakpastian Ekonomi dan Pasar Tenaga Kerja Sebagai Pemicu

Faktor utama yang memicu fenomena job hugging adalah ketidakpastian ekonomi global. 

Inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, ancaman resesi, perubahan rantai pasok, hingga gelombang PHK massal yang dilakukan perusahaan besar---dari startup teknologi hingga korporasi mapan---membuat karyawan semakin berhati-hati dalam mengambil keputusan karier. 

Berbeda dengan periode pasca-pandemi, ketika tenaga kerja sangat dibutuhkan dan peluang terbuka lebar, kini pasar tenaga kerja mulai menunjukkan tanda-tanda melambat.

Selain itu, biaya hidup yang meningkat juga membuat karyawan lebih mempertimbangkan keamanan finansial daripada sekadar perubahan karier. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun