Perbedaan ini penting dipahami agar kita tidak langsung mengaitkan fenomena tersebut dengan hal-hal gaib yang sulit dijelaskan, melainkan melihatnya dari sudut pandang psikologi dan neurobiologi.
Mengapa Sleep Demons Bisa Terjadi?
Pertanyaan besar yang sering muncul adalah mengapa sleep demons bisa terjadi. Jawabannya terletak pada keseimbangan antara siklus tidur dan kondisi psikologis seseorang.Â
Ketika seseorang kurang tidur, terlalu banyak begadang, atau stres berlebihan, otak menjadi lebih rentan mengalami gangguan transisi antara fase tidur dan bangun.Â
Akibatnya, seseorang bisa terbangun lebih cepat ketika tubuh masih berada dalam fase tidur REM.
Fase REM adalah fase di mana otak sangat aktif dan mimpi terjadi. Pada fase ini, otot-otot tubuh sengaja dibuat lumpuh oleh sistem saraf agar tidak bergerak mengikuti mimpi.Â
Jika kesadaran terbangun tiba-tiba ketika tubuh masih dalam kondisi ini, muncullah kelumpuhan tidur.Â
Dalam keadaan cemas, otak bisa memunculkan halusinasi berupa bayangan atau suara, yang dirasakan nyata dan menakutkan.Â
Maka, sleep demons adalah hasil gabungan dari otak yang setengah sadar, tubuh yang masih lumpuh, dan pikiran yang sedang cemas atau tegang.
Sleep Demons dalam Tidur Siang
Banyak orang mengira sleep demons hanya terjadi saat tidur malam. Padahal, fenomena ini juga bisa muncul ketika tidur siang.Â
Jika tidur siang berlangsung terlalu lama, misalnya lebih dari satu jam, tubuh bisa masuk ke fase tidur dalam dan REM. Saat terbangun mendadak di fase ini, risiko kelumpuhan tidur meningkat.Â
Karena itu, tidur siang yang terlalu lama atau dilakukan dalam kondisi tubuh sangat lelah justru bisa memicu pengalaman sleep demons.