Bahkan, dalam banyak kasus, justru emotional cheating lebih menghancurkan karena sifatnya yang tersembunyi dan menyentuh aspek paling dalam dari hubungan: rasa percaya dan ikatan batin.
Sementara itu, Cleveland Clinic menjelaskan bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sudah terlibat dalam bentuk perselingkuhan ini.Â
Alasannya sederhana: semua bermula dari hal-hal yang kelihatan kecil dan tak berbahaya.Â
Sering ngobrol, merasa cocok, dan saling mendukung bisa dianggap wajar sampai akhirnya muncul rasa keterikatan emosional yang melebihi apa yang dimiliki bersama pasangan.
Ketika Curhat Jadi Jembatan Selingkuh
Pernahkah kamu merasa lebih nyaman bercerita tentang masalah pribadi kepada seseorang yang bukan pasanganmu?Â
Atau merasa lebih dimengerti, dihargai, dan didengarkan oleh teman lawan jenis dibanding pasangan sendiri? Jika iya, mungkin kamu sedang berada di garis awal emotional cheating.
Perselingkuhan emosional tak harus melibatkan kata-kata cinta atau janji romantis. Cukup dengan mulai membandingkan pasanganmu dengan orang lain yang terasa "lebih nyambung", kamu sudah membuka celah untuk lahirnya konflik batin.Â
Rasa nyaman yang dibangun dari curhatan sehari-hari bisa berubah menjadi ketergantungan emosional, hingga tanpa sadar, kamu lebih memikirkan si dia dibanding pasanganmu sendiri.
Yang membuat emotional cheating semakin rumit adalah kecenderungannya untuk dilakukan secara diam-diam.Â
Saat kamu mulai menyembunyikan isi percakapan dengan "teman curhat" dari pasanganmu, atau merasa bersalah tapi terus mengulanginya, itu adalah alarm bahwa kamu sudah melampaui batas.
Tanda-Tanda Kamu (atau Pasanganmu) Terjebak Perselingkuhan Emosional
Karena tidak melibatkan tindakan fisik, perselingkuhan emosional kerap luput dari perhatian. Namun, ada beberapa tanda yang bisa dikenali, baik pada diri sendiri maupun pasangan: