Mohon tunggu...
Misbah Fahrudin
Misbah Fahrudin Mohon Tunggu... Administrasi - Misbah

Perikanan dan Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kawan Main

15 April 2020   00:29 Diperbarui: 15 April 2020   00:34 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lama tak berjumpa." Katanya sambil menyeringai. Aku terkejut dan panik.

"Untuk apa kau kesini? Tidakkah dulu kau hancur?"

"Aku memang dilempar ke tumpukan rongsokan. Tumpang tindih dengan sampah-sampah busuk. Tapi aku merangsek keluar sampai sekarang kita bertemu lagi. Aku tak ingat makan, tak ingat tidur, kecuali untuk mencarimu waktu demi waktu, bocah!"

"Nampaknya kau lebih tinggi sekarang, bocah. Aku takkan lagi segan-segan!"

"Hey...hey... tunggu!" Ia tak menghiraukanku. Ia langsung menyerang dengan jurus pamanah angin.

Aku terus melompati kursi-kursi. Ia menyerang membabi buta.

"Hey... Tunggu dulu! Itu masa lalu, kau sangat pendendam!"

Seisi kelas tertawa ke arahku. Ada juga yang panik.

"Rasakan ini, bocah!" Jurusnya melukai pelipisku. Aku mulai terpancing. Kulempar cercahan kursi. Gantian menyerang.

"Ayolah, sampai kapan mau menghindar? Ayolah aku tak selambat itu!" Ia ganti kesulitan menangkisku.

Kepalku menghantam mukanya. Ia terlempar menabrak whiteboard. "Aduh." "Hahaha."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun