Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Edukasi Observatorium Bosscha

14 Desember 2019   15:49 Diperbarui: 14 Desember 2019   15:50 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesi kunjungan malam

Kegiatannya sama dengan kunjungan siang hari, dengan tambahan aktivitas adalah pengamatan benda langit menggunakan teleskop portable dan teleskop Bamberg. Aktivitas pengamatan bergantung pada cuaca saat kunjungan berlangsung.

Kunjungan pada malam hari hanya dilakukan 4 kali dalam satu bulan dan hanya pada Bulan April sampai dengan Oktober saja setiap tahunnya, karena bulan lain adalah musim hujan. Jadwal kunjungan untuk malam hari mulai jam 17.00 sampai dengan 20.00 WIB dengan quota 180 orang permalamnya. Dengan karcis masuk setiap pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000,-

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Di observatorium Bosscha terdapat 22 teropong, yang banyak pengunjung tahu hanya Refraktor Ganda Zeiss saja, masih terdapat 21 teropong lagi, yang bentuknya seperti parabola di seputaran lokasi ini.

Makam Bosscha

Beruntung beberapa tahun yang lalu saya pernah ke pengalengan dan mengunjungi makam Bosscha di sana, makamnya terletak di tengah-tengah perkebunan teh, dan saat saya kesana kebetulan ada penjaga yang sangat baik dan kami diizinkan untuk memasuki makam beliau.

Bosscha bukanlah seorang peneliti, dia adalah seorang pengusaha, tapi orang tuanya adalah seorang profesor, saat itu orang tuanya berpesan kalau engkau berhasil sebagai pengusaha di Indonesia, maka buatlah sesuatu untuk ilmu pengetahuan. Dan benar saja sekolah pertama yang didirikan oleh Bosscha ada di pengalengan, kemudian dia ikut andil membangun beberapa gedung di ITB serta membangun Observatorium Bosscha yang ada di lembang ini.

Teleskop Refraktor Ganda Zeiss ini di datangkan langsung dari Jerman dengan bobot mati 18 Ton, dibawa naik kapal dari Jerman menuju Jakarta, dari Jakarta di bawa menggunakan Kereta Api dan dari stasiun kereta api di bawa dengan menggendarai Kuda dengan sistem teropongnya di potong-potong terlebih dahulu, karena dahulu jalan menuju Lembang tidak seperti sekarang. Di jelaskan teropong ini mulai digunakan sejak tahun 1927 sampai sekarang masih berfungsi dengan baik. Ada satu tekhnologi yang sangat terkesan adalah lanti yang ada dapat dinaikan sehingga untuk mengadakan penelitian lebih nyaman, peneliti menyesuaikan dengan tinggi badannya, dan lantai yang ada hanya dapat menampung maksimal untuk 3 orang yang berdiri diatasnya.

Terima kasih Bosscha, terima kasih petugas yang ramah, baik dan interaktif dalam meberikan penjelasan kepada pengunjung.

Lembang, 14122019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun