Tidak ada seorangpun yang membayangkan Dubai yang dahulu sebuah gurun pasir yang luas akan menjadi seperti ini, dahulu kehidupan masyarakat disini adalah nelayan yang menempati rumah kecil disepanjang sungai. Disinilah Maktoum bin Butti dari suku Bani Yas memimpin orang-orangnya ke semenanjung Shindagha di muara Dubai Creek tahun 1883, yang akhirnya menetap disana dan mendeklarasikan kemerdekaan kota itu dari Abu Dhabi, sampai saat ini dinasti Makthoum masih berkuasa di Dubai.
Ini adalah kali pertama bagi Monik, ibu dan bapaknya menginjakan kaki disini, melihat bagaimana besar dan rapinya penataan airport, menuju keluar saja mereka berganti dua kali kereta, petugas yang ramah dan rapi, semua sudah tertata dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, semua berjalan sesuai dengan prosedur yang ada, bandara ini melebihi sebuah mall, sangat menakjubkan.
Bandar udara Dubai banyak memiliki area yang seru untuk di jelajahi, disepanjang perjalanan mereka menuju keluar bandara, ada arena bermain anak, ada taman, ada tempat untuk mandi, gym, spa, kolam renang, menyengkan sekali, dan memiliki hampir 30.000 meter persegi tempat-tempat untuk berbelanja.
"Indah sekali ya, Mon."Kata bapak
"Ia pak, ini Monik rekam semua dan foto-foto." Kata Monik
"Kita nanti keliling semua ya pak." Kata Monik
"Ya, terserah kak, Jarot."Kata bapak
"Kak, Jarot." Kata Monik terbelalak matanya
Bapak sedikit kaget, karena kelepasan bicara
"Bapak tadi bilang kak Jarot, berarti selama ini bapak tahu keberadaan kak Jarot, kenapa bapak tidak cerita ke Monik." Air mata mengalir di pipi Monik