Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Antara Mira Ijen dan Sunu

19 Oktober 2019   19:50 Diperbarui: 19 Oktober 2019   19:55 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Isirahat sebentar dulu ya mas, nanti temenin turun ya, melihat api biru."

"Ia, saya juga pengen melihat api biru, nanti kita sama-sama."Kata Sunu

Waktu menunjukan pukul 3.45, terdengar suara azan dari salah satu HP pengunjung yang sedang beristirahat, dinginnya ijen mulai menusuk kulit dan tulang. 

Terlihat beberapa pengunjung mencari tempat yang datar untuk melaksanakan sholat Subuh, semua bertakyamum, karena memang tidak ada air untuk berwudhu disini, ada juga satu dua pengunjung yang membawa air mineral untuk berwudhu.

Selesai sholat, pengunjung mulai berkelompok untuk turun menuju api biru, Mira dan Sunu ikut bergabung dengan kelompok itu, karena mereka juga tidak tahu jalan menuju api biru.

Rasa lelah saat menuruni bebatuan yang terjal, terbayang dengan keindahan api biru, Mira tidak membawa masker sehingga beberapa kali dia seperti kesulitan untuk bernafas karena bau belerang amat menyengat, melihat itu, Sunu menyerahkan masker yang dia gunakan, diserahkannya masker yang dia pakai untuk Mira, Mira mengambilnya dan mengucapkan terima kasih, sambil berkata "Masnya nanti pakai apa ?"

"Saya pakai syal dan topi kupluk saja."Kata Sunu

Sunu melihat Mira mengeluarkan handphone untuk selfie, melihat ini Sunu mengambil kesempatan "Mbak Mira bergaya saja sini saya foto."Kata Sunu

Sunupun mengambil foto mira beberapa kali dengan latar belakang api biru, sesekali Sunu berlaku sebagai pengarah gaya, dan Mira mengikuti gaya yang diarahkan Sunu, begitu juga sebaliknya Mira beberapa kali sebagai fotografer Sunu.

Tidak terlalu lama mereka disini, hanya sekitar sepuluh menit, mereka memutuskan untuk kembali ke atas, karena bau belerang sangat menyengat, mereka melihat beberapa pria yang sedang mencongkel belerang, setelah cukup, belerang di taruh di keranjang di pikul dibawa keatas dan dijual ke pengepul di dekat parkiran, tidak terbayang bagaimana susahnya kehidupan mereka.

Cuaca sudah mulai terang, waktu menunjukan pukul 4.45 nampak ujung Semeru dan lereng Ijen dengan asap putih yang mengumpul, baru terlihat saat terang ini banyaknya pengunjung yang datang ketempat ini untuk melihat api biru, mereka berkelompok-kelompok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun