Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya, begitulah kehidupan, saling berganti terus tiada henti, dan setiap orang memiliki ciri kepemimpinan sendiri-sendiri, berikut saya mencoba merangkai kalimat-kalimat yang populer dari Presiden Indonesia pertama, kedua dan keempat.
BUNG KARNO
Siapa yang tidak mengenal Bung Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia, yang memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia hingga di kenal di Mancanegara.
Bung Karno di lahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, dan meninggal pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta.
Bung Karno menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama mulai tahun 1949 sampai 1966.
Dari sekian banyak kata-kata penyemangat yang di sampaikan Presiden Soekarno, berikut beberapa kalimat beliau yang tak lekang oleh waktu, dari sekian banyak kata-kata penyemangat dari beliau.
Satu
"Negara ini, Republik Indonesia, bukan milik kelompok manapun, juga agama, atau kelompok etnis manapun, atau kelompok dengan adat dan tradisi apa pun, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke !"
Dua
"Gapailah ambisa Anda setinggi langit ! Mimpikan ambisi Anda itu setinggi langit ! Karena jika Anda jatuh, Anda akan jatuh diantara bintang-bintang!"
Tiga
"Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, tapi seorang pemuda mampu mengubah dunia !"
Empat
"Belajar tanpa berfikir tidak ada gunanya, tapi berfikir tanpa belajar sangat berbahaya !"
Lima
"Kemerdekaan hanya bisa diperoleh dan diamankan oleh sebuah bangsa yang semangatnya mengamuk dengan tekad : Merdeka atau Mati !"
Enam
"Jangan pernah melupakan sejarah, ini akan membuat dan mengubah siapa diri kita."
Tujuh
"Lakukan kebaikan untuk orang lain,bahkan ketika mereka tidak melakukan kebaikan bagi Anda: orang lain tentu akan berbuat baik kepada Anda. Jika masih ada rasa malu dan takut di hati seseorang untuk berbuat baik, pasti tidak akan ada kemajuan sama sekali."
Delapan
"Nasionalisme tidak bisa berbunga jika tidak tumbuh di taman Internasionalisme."
Sembilan
"Itulah konsep nasionalisme yang didirikan Indonesia. Bukan orang Jawa, bukan orang Sumatera, bukan orang Kalimantan, Sulawesi, Bali atau lainnya, tapi orang Indonesia, yang bersama-sama menjadi fondasi satu kesatuan nasional."
Sepuluh
"Kita hidup dalam dunia ketakutan. Kehidupan manusia saat ini berkarat dan terasa pahit karena ketakutan akan masa depan, takut akan bom hidrogen, takut akan idiologi. Mungkin ketakutan ini adalah bahaya yang lebih besar dari pada bahaya itu sendiri, karena ketakutanlah yang mendorong manusia untuk bertindak bodoh untuk bertindak tanpa berpikir, untuk bertindak berbahaya."
PAK HARTO
Beliau menjadi Presiden Republik Indonesia selama 32 Tahun, dengan mendapat predikat sebagai "Bapak Pembangunan" Presiden kedua Republik Indonesia, dengan program Repelita sukses membawa Indonesia menjadi negara swasembada pangan.
Soeharto lahir di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu dan Bantul tanggal 8 Juni 1921, dan wafat di Jakarta pada tanggal 27 Januari 1998.
Berikut adalah, kata-kata dari beliau
"Kalau kamu ingin menjadi pribadi yang maju, kamu harus pandai mengenal apa yang terjadi, pandai melihat, pandai mendengar, dan pandai menganalisis."
Dua
"Kaya tanpa harta, menantang tanpa orang lain, berani tanpa gagang, dan menang tanpa membunuh."
Tiga
"Penguasa yang enak hidupnya hanya karena banyak harta bendanya, kelak matinya tidak akan terhormat. Oleh karena itu jangan kejam dan sewenang-wenang terhadap rakyatnya."
Empat
"Seseorang harus menjaga kebaikannya. Karena itu adalah investasi yang baik bagi kehidupannya."
Lima
"Saya ini tentara. Tentara itu pedoman hidupnya Sapta Marga. Kami Patriot Indonesia, pendukung dan pembela idiologi negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah."
Enam
"Hati yang sabar, pemikiran yang religius, tindakan yang baik."
Tujuh
"Kita perlu berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah."
Delapan
"Jangan mudah terkejut, tidak kagum, dan jangan sombong."
Sembilan
"Sehubungan dengan Tuhanmu, guru, ratu dan orang tua Anda."
Sepuluh
"Siapa saja yang mencoba melawan akan saya gebuki."
GUS DUR
Abdurrahman Wahid yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur, lahir di Jombang Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2009, adalah presiden Indonesia ke empat.
Berikut kata-kata beliau
"Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptannya, merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya."
Dua
"Marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah, inilah esensi tugas kesejarahan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali !"
Tiga
"Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan, terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga !"
Empat
"Tidak penting apapun agama atau sukumu....Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.....!"
Lima
"Dalam hidup nyata dan dalam perjuangan yang tak mudah, kita bukan tokoh dongeng dan mitos yang gagah berani dan penuh sifat kepahlawanan. Kita, yang bukan tokoh mitos, yang punya anak, istri dan keluarga, mengenal rasa takut. Meski takut, kita jalan terus, berani melompati pagar batas ketakutan tadi, mungkin disitu harga kita di tetapkan."
Enam
"Semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin besar rasa toleransinya."
Tujuh
"Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung Polisi dan Polisi tidur."
Delapan
"Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu di pertahankan mati-matian."
Sembilan
"Kemajemukan.....harus dapat diterima tanpa adanya perbedaan."
Sepuluh
"Gitu aja kok repot."
Sepertinya disaat-saat seperti ini, sangat bagus sekali kita cermati, kata-kata tiga tokoh ini.
Terlepas dari pada seseorang menyukai atau membenci dari ketiga tokoh ini, tapi beliau adalah orang-orang yang pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia, orang yang mempimpin saya dan kita semua yang terlahir pada jaman dimasa tokoh ini berkuasa.
Ketiganya telah meninggal dunia, ketiganya sudah menghadap yang kuasa, mari kita do`a kan untuk ketenangan mereka di alam sana, diampuni segala dosa dan khilapnya dan di terima segala amal dan ibadahnya. Aamiin.
Â
Bogor, 23062019
