Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Manado dan Destinasinya ( 2-Habis )

20 Juni 2019   06:43 Diperbarui: 20 Juni 2019   06:54 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Ditempat ini terdapat sebuah batu besar yang dahulunya batu itu digunakan sebagai pengganti sajadah apabila beliau ingin melaksanakan Sholat, sedangkan bagi para wisatawan yang akan melaksanakan sholat, terdapat sebuah mushola di sebelahnya.

Puncak Rurukan

dokpri
dokpri

Setelah dari Makam Tuanku Imam Bonjol kami melanjutkan perjalanan ke Puncak Rurukan, Puncak ini masih berada dalam kawasan Kecamatan Tumohon Timur, Rurukan sangat terkenal dengan perkebunan sayur mayur, disini juga terdapat perkebunan bunga beraneka ragam, apabila Kompasioner berkunjung kesini dan bertepatan dengan karnaval bunga, sangat ramai dan meriah sekali. Tumohon merupakan supplier utama komoditas bunga di Sulawesi Utara.

dokpri
dokpri
Setelah kami membayar karcis masuk, kami pesan teh panas, pisang goreng dan kentang goreng, seraya menunggu dihidangkan kami, berselfie ria dulu dengan, beberapa orang yang mengenakan pakaian kebesaran warga Sulawesi Utara, biaya untuk foto ini sukarela seikhlas kita mereka tidak memasang harga.

Udara yang ada sangat sejuk, karena berada di ketinggian, kami berkeliling untuk mencari tempat selfie yang bagus sebagai kenang-kenangan.

Gunung Mahawu

dokpri
dokpri

Kali ini kami menuju Gunung Mahawu bertemu dengan teman dari Belanda dan Jerman yang bermain ke Gunung Mahawu, Gunung Mahawu memiliki lebar 180 meter dan memiliki kedalaman kawah 140 meter, dan memiliki dua kerucut Piroklastik di Lereng sebelah Utara, dengan ketinggian 1.311 mdpl.

dokpri
dokpri
Dari catatan sejarah yang ada, Gunung Mahawu pertama kali meletus pada tahun 1789, kemudian kembali meletus pada tahun 1977, 1994 dan tahun 1999, di letusan terakhir inilah yang menyebabkan air kawah yang berwarna hijau hilang musnah, meski demikian bau belerang masih dirasakan sampai saat ini, walau tidak terlalu keras aromanya.

Yang menarik dari Gunung Mahawu adalah, trek menuju puncak yang sudah tertata rapi, sudah dibuat trap-trap anak tangga menuju puncak, menurut penjelasan petugas di sana ada 150 anak tangga, dan di sebelah kiri anak tangga, terdapat besi untuk berpegangan jika lelah menuju puncak, walau terdapat beberapa pegangan pipa besi yang sudah rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun