Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Raudhah Tempat Doa Diijabah (Episode 24)

28 Mei 2019   10:30 Diperbarui: 28 Mei 2019   10:55 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Air mata masih mengalir, do`a masih di panjatkan, sekali lagi ia berdo`a, dan sekali lagi dia berdo`a,  setelah do` a ketiga di pejamkan matanya, dimasukannya tanganya ke dalam tas yang di gantungkan di leher, dengan mata terpejam diambil dengan perlahan dan membaca bismilah, diambilnya satu dari dua kertas yang ada disitu, kini tanganya di Tarik keluar dari tas, kertas itu masih ada di dalam genggamannya, perlahan dia sujud, berdo`a, dilihatnya Noval juga bersujud, dia angkat kepalanya perlahan di baca yang tertulis di kertas tersebut sebuah tulisan yang menggetarkan jiwa dan raganya tertulis." Ibu Bos."

Bersamaan dengan selesai dia membaca, Noval mengangkat kepalanya, Catur memasukan kedalam tas tulisan itu, askar Arab terlihat mulai menyuruh keluar mereka-mereka yang sudah melakukan sholat dan berdo`a, agar bergantian dengan yang lain.

"Sudah berdo`a untuk almarhum ayah," tanya Catur ke Noval

"Sudah, om,"

"Doa`-do`a yang lain ?"

"Sudah, om."

"Ayo kita keluar, biar yang lain memiliki kesempatan berdo`a disini."

Catur menghapus air matanya, dia lihat Noval pun menghapus air matanya, mereka keluar perlahan, dilihatnya Ilos dan Taufiq masih menegadahkan tangan berdo`a, seraya keluar dia melihat askar berdiri di sebelah kiri, rupanya makam Nabi dan Sahabat, banyak yang mengeluarkan HP untuk memfoto, ada yang sempat ada yang tidak karena di larang oleh askar yang berjaga di sana.

Catur dan Noval memperhatikan terus ambil berjalan perlahan," Nanti sore kita kesini lagi, kita banyak-banyak berdo`a disini, kita pindah tempat dekat Ilos sama Toufiq tadi." Kata Catur.

Mereka sudah di luar, menuju ke pelataran mencari tempat yang agak teduh, karena cuaca sangat panas, padahal waktu baru menunjukan pukul 10.00 pagi, terlihat beberapa jamaah satu rombongan ada beberapa yang sudah menunggu, Catur dan Noval bergabung bersama mereka menunggu yang lain, Catur dan Noval sama-sama mengeluarkan HP dan mengabadikannya, kadang mereka bertukar HP untuk saling memfoto.

Satu persatu para jamaah berkumpul di titik itu, tidak berselang lama ustadz Mahrus ikut bergabung, semua sudah ngumpul," baik kalau semua sudah ngumpul acara sekarang bebas, silahkan yang masih mau ke dalam lagi untuk ibadah atau yang masih mau masuk raudhah lagi, ulangi seperti yang kita masuk tadi, atau kalau ada yang mau ke makam Baqi," itu kata ustadz membalikkan badan dan menunjuk kearah makam Baqi," kalau pintunya terbuka bisa masuk, kalau yang mau kembali ke hotel untuk istirahat silahkan, kalau yang mau jalan-jalan silahkan tapi ingat kalau jalan jangan sendiri minimal berdua," lanjut ustadz Mahrus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun