Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Amanah atau Merebut Kekuasaan?

25 Februari 2019   19:16 Diperbarui: 26 Februari 2019   07:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau Kekuasaan dan jabatan itu kau minta dan kau rebut, dengan menghalalkan segala cara, maka itu bukan "Amanah", tapi dia dikatakan "Amanah" jika Kekuasaan dan jabatan itu "diberikan".

Tentunya sebagai warga negara yang baik, di bawah Dasa Darma Pramuka dan Tri Satya, saya masih memiliki rasa Nasionalisme untuk membangun Indonesia agar lebih maju, lebih sehat, lebih bermartabat di mata dunia.

Saat ini ada dua kelombok besar yang bermain, dengan masing-masing memiliki kepentingan "Kelompok" dan kepentingan "Pribadi" 

"Jangan katakan itu suara rakyat" suara kami hanya di dengar saat tanggal 17 April nanti, tapi setelah itu,?

Kami menunggu 5 tahun lagi.

Wahai, engkau yang saat ini memegang kuasa, apakah engkau seorang Presiden, Ketua Partai, Para Menteri, Para Pejabat Negara dan Para Pejabat Pemerintahan, "Ingat dengan sumpah jabatan kalian"

"Sumpah" itu akan dimintai pertanggung jawaban. Selagi masih ada kesempatan mari bersama-sama kita perbaiki diri kita sendiri dulu, kita perbaiki keluarga kita, kita perbaiki lingkungan kita.

Wahai, engkau yang masih punya kuasa saat ini, manfaatkanlah itu sebagai ladang amal yang tak putus, jangan kau jadikan kuasamu nanti diakhirat yang akan membakar dirimu, jadikan kuasamu sebagai penyejukmu di akhirat kelak.

"Kepentingan" itu abstrak, "Uang" itu abstrak, kajilah dan taati yang nyata, Kekayaan alam Indonesia itu Nyata, Tongkat kayu dan batu jadi tanaman itu Nyata.

Wahai, engkau yang saat ini berebut kekuasaan, ingatlah anak cucu kelak, jangan kalian hanya memikir sesaat, wariskanlah kepada anak cucu kita sesuatu yang bermanfaat, sebagai mana para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa dan raga, harta benda dan keluarga untuk kemerdekaan Bangsa ini.

Masih ada waktu untuk kita memperbaiki bersama, jadikan kita dan anak cucu kita sebagai "pemain utama" bukan sebagai "pemain piguran"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun