Mohon tunggu...
miranti ananda
miranti ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar membaca dan menulis. Tertarik pada topik seputar pendidikan, gaya hidup, dan fiksi. Berbagi tulisan sebagai bentuk kontribusi kecil untuk membuka wawasan dan mengedukasi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menyusuri Cita Rasa Khas Mie Aceh Legendaris di Kota Medan

12 Juni 2025   18:50 Diperbarui: 12 Juni 2025   19:18 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie Aceh Kanarasa Simpang Pasundan (Sumeber: Dokumen Pribadi)

Kota Medan merupakan kota yang terkenal dengan beragam macam kulinernya, salah satunya adalah mie aceh. Mie aceh merupakan makanan khas dari kota Aceh yang mempunyai cita rasa khas Aceh, yang dimasak dengan bumbu rempah yang pedas dan gurih. Walaupun namanya mie aceh, kuliner ini dapat dengan mudah ditemukan dan tersebar luas di sepanjang pulau Sumatera, khususnya di kota Medan. Tentunya, dari tiap kedai mie aceh yang ada di Medan, memiliki cita rasa khas mie aceh yang berbeda-beda yang dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Nah, biar kamu gak bingung dan gak salah pilih mie aceh mana yang paling recommended, di sini akan diulas tiga pilihan kedai mie aceh legendaris yang mempunyai keunikannya masing-masing, mulai dari aroma rempahnya yang menggoda, suasana tempatnya yang nyaman, pelayanannya yang oke hingga tampilan yang memanjakan mata. Yuk, simak sampai habis, ya!

Siapa sih yang tidak mengenal Mie Aceh Titi Bobrok? Mie aceh yang sudah berdiri sejak tahun 1996 ini dikenal dengan keunikan di balik namanya, yaitu ‘titi bobrok’, yang memiliki arti ‘jembatan rusak’ dalam bahasa Indonesia. Nama ini terinspirasi dari kondisi jembatan (titi) yang rusak yang berada tepat di samping kedai mie aceh tersebut, yaitu di Jalan Setia Budi No.17 D, Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.

Suasana kedai yang sangat nyaman dan luas membuat pelanggan bisa menikmati mie aceh sepuasnya. Cita rasa dari mie aceh original Titi Bobrok ini, yaitu dengan mie aceh kuah, yang memiliki warna kuah yang pekat yang sebanding dengan rasa rempahnya yang pas di mulut, membuat mie aceh kuah ini sangat cocok disantap saat perut kosong.

Adapun plating yang disajikan dengan topping yang komplit, seperti irisan tomat, tauge, kol, daun seledri hingga daging sapi yang menambah selera makan yang melihatnya. Namun, jika dilihat dalam segi estetika plating, Mie Aceh Titi Bobrok ini terlihat masih kurang tertata karena tampilan kuah yang berantakan dan terkesan asal tuang yang membuat kurang estetik untuk dipotret. Berbeda halnya dengan mie aceh gorengnya, yang rasa rempahnya lebih kuat dan tekstur mie yang lebih padat sehingga sangat cocok untuk penyuka mie aceh goreng, ditambah dengan plating yang lebih tertata dan bermacam topping yang menyelerakan mata.

Beberapa pelanggan yang setia menikmati Mie Aceh Titi Bobrok ini memiliki alasan yang kuat untuk mereka selalu datang ke kedai ini.

“Rasanya enak, harganya terjangkau, terus tempatnya mudah didatangi” ungkap Bu Erna.

Bu Erna merupakan salah satu pelanggan tetap dari kedai Mie Aceh Titi Bobrok dan ia merasa bahwa Mie Aceh Titi Bobrok ini yang paling cocok untuknya.

“Pelayanannya bagus, pegawainya ramah-ramah, dan harga yang ditawarkan sesuai dengan porsinya” tambah bu Erna.

Bu Erna juga mengungkapkan suasana dan pelayanan dari kedai Mie Aceh Titi Bobrok yang bagus, dan ia merasa dengan harga Rp13.000 sudah sesuai dan sebanding dengan porsi mie acehnya.

Adapun owner dari kedai Mie Aceh Titi Bobrok ini, yang kerap disapa Bang Mirza. Ia memberikan sedikit sneak peek, di mana mungkin banyak orang yang belum tahu, apa yang membuat Mie Aceh Titi Bobrok bisa senikmat ini.

“Yang membedakan Mie Aceh Titi Bobrok dengan yang lain, yaitu kita bumbu itu semua homemade, tidak ada kita beli dari tempat lain dan juga untuk mienya sendiri juga kita produksi di pabrik pribadi, tidak ada pembelian dari tempat lain, dan sudah pasti membuat berbeda dengan tempat lain. Dan juga topping-topping makanan ataupun variasi makanan lainnya juga banyak yang berbeda dari tempat lain, jadi kalau dibilang, yang khusus utamanya itu di bumbu sama di mienya sendiri.” ungkap Bang Mirza.

Bang Mirza juga menambahkan mengenai upayanya dalam mempertahankan kedainya di tengah banyaknya pesaing mie aceh lainnya.

“Kalau mempertahankan eksistensi sekarang, saya rasa lebih ke arah digital, yang pertama itu seperti di platform-platform online, gojek, jadi masyarakat tetap bisa mencari. Kalau untuk mempertahankan dari sisi nondigital, itu kita masih sering juga ikut event dan juga masuk ke tempat-tempat cathering, dan juga untuk mempertahankannya kita juga tetap setiap hari harus ngetes terus rasa dari bumbunya” tuturnya.


Wah, ternyata kedai Mie Aceh Titi Bobrok ini benar-benar mempersiapakan segala sesuatunya dengan matang, mulai dari upaya mempertahankan cita rasa khasnya hingga strategi bertahan di tengah banyaknya pesaing. Nah, jadi udah gak penasaran lagi kan, kenapa Mie Aceh Titi Bobrok begitu terkenal dan legendaris di kota Medan ini.

 

Mie Aceh Arang 73 (Sumber: Dokumen Pribadi)
Mie Aceh Arang 73 (Sumber: Dokumen Pribadi)

Dari puluhan hingga ratusan kedai mie aceh yang tersebar luas di kota Medan, pilihan kedai kedua jatuh kepada Mie Aceh Arang 73, yang berlokasi di Jalan Merak No.73, Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. Begitu menginjakkan kaki, kamu akan disambut oleh pemandangan juru masak yang sedang sibuk mempersiapkan hidangan, dapur terbuka menjadi visual pertama yang tertangkap mata.

Sekilas, kedai mie aceh ini tampak sederhana tanpa interior mencolok, menanamkan kesan pertama yang akrab dan nyaman. Namun, jika masuk lebih dalam, kamu akan menemukan ruang makan yang cukup luas dan terbuka di area belakang. Menariknya, tersedia layar besar yang menempel di dinding lengkap bersama proyektor. Mie Aceh Arang 73 memberikan fasilitas bagi pengunjungnya yang berkeinginan mengadakan agenda 'nonton bareng', seperti menyaksikan pertandingan sepak bola.

Tak heran jika kedai Mie Aceh Arang 73 lebih ramai pada malam hari. Menikmati sepiring mie aceh harum sembari menyaksikan pertandingan klub bola favorit? Sungguh kenikmatan yang tak ada duanya.

Sejak berdiri tahun 2010, kedai ini telah menggaet banyak hati pengunjung, mie aceh daging rusa menjadi menu all-time favorite dan paling diburu setiap pengunjung yang hadir.

"Kalau paling best seller sih, mie aceh daging rusa." ungkap salah satu pramusaji Mie Aceh Arang 73.

Meski menu andalan mereka adalah mie aceh daging rusa, menu original dari mie aceh tetap menjadi penilaian utama dalam ulasan kali ini. Adanya varian klasik ala Mie Aceh Arang 73, yaitu mie aceh kuah dan mie aceh goreng, yang begitu anti-mainstream, tidak dimasak menggunakan kompor gas seperti di kedai lainnya, melainkan menggunakan arang yang selaras dengan nama kedainya, yaitu Mie Aceh Arang 73.

Sesaat setelah pramusaji berjalan dari dapur menuju meja hidang, aroma smoky yang khas menyapa indra penciuman, begitu memanjakan dan menggelitik hidung. Dari segi plating, Mie Aceh Arang 73 disajikan dengan apik, di atas piring dan daun pisang, ditemani pula bersama beberapa topping seperti emping, cabai hijau, dan juga bawang merah. Meski secara visual, sayurannya tampak lebih sedikit dibandingkan dengan kedai mie aceh lainnya.

Namun, ketika suapan pertama mie masuk ke mulut, rasa yang muncul tak sekuat aroma yang lebih dulu membawa ekspektasi tinggi. Rasa dari mie aceh kuah yang kurang terasa dan tanpa adanya daging tambahan di atasnya, membedakannya dari kedai mie aceh lainnya. Begitu pula dengan mie aceh gorengnya yang terasa kurang asin, tetapi keduanya masih bisa dinikmati sampai habis.

Salah satu pelanggan, A, memberikan pendapatnya mengenai cita rasa mie acehnya.

"Sebenernya enak, sehat juga tanpa banyak micin. Tapi, rasa bumbunya kurang ngena sih di lidah saya ... " tuturnya.

Kembali lagi kepada preferensi pribadi, beberapa pengunjung lebih menyukai mie aceh penuh cita rasa dan penyedap rasa, adapula yang lebih menyukai mie aceh dengan rasa pas tanpa ada micin berlebih. Apalagi dengan harga per porsinya hanya Rp13.000, pengunjung tidak perlu ragu untuk merogoh kocek serta memesan lebih dari satu menu.

 "Makanannya enak, dari sekian banyak warkop aceh yang pernah saya coba, sejauh ini bener-bener mie aceh ini yang paling enak se-Sumut." ujar R memuji.

Dengan cita rasa dan harga yang ramah di kantong, tentunya Mie Aceh Arang 73 menjadi salah satu opsi terbaik dalam memilih kedai andalan mie aceh di kota Medan. Di antara gempuran kedai mie aceh sekarang, owner Mie Aceh Arang 73 mengaku telah melakukan strategi jitu agar kedainya tetap eksis menjadi kedai mie aceh ikonik di tengah hiruk-pikuk kota Medan.

Menurut keterangannya, Mie Aceh Arang 73 berkomitmen pada kualitas mienya.

"Agar mempertahankan eksistensi, jelas kami memiliki keunikan seperti memasak dengan arang. Kami pakai bahan bumbu bagus, pelayanan diutamakan, dan kebersihan dijaga dengan baik." ungkap owner Mie Aceh Arang 73.

Bagaimana, nih? Apakah Mie Aceh Arang 73 menjadi pertimbangan kamu untuk menikmati mie aceh legendaris di kota Medan?

Mie Aceh Kanarasa Simpang Pasundan (Sumeber: Dokumen Pribadi)
Mie Aceh Kanarasa Simpang Pasundan (Sumeber: Dokumen Pribadi)

Tempat legendaris mie aceh yang ketiga ini tak kalah nikmatnya dengan kedai mie aceh lainnnya, yaitu Mie Aceh Simpang Pasundan yang berlokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto No.26, Sei Putih Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara. Cita rasa dari mie aceh kuahnya, memiliki rasa bumbu yang pas di lidah dan dilengkapi dengan topping yang komplit, seperti adanya emping, timun, jeruk nipis, cabe ijo, dan tauge. Mie aceh ini juga dilengkapi dengan daging sapi, namun daging sapinya yang terasa masih kurang lembut, tetapi masih bisa dinikmati.

Potongan dari mienya yang lebih tipis dan seperti dicacah sehingga memudahkan untuk memakannya dan tidak takut tersedak karena potongannya yang kecil dan pendek. Jika dilihat dari segi plating-nya, mie aceh ini termasuk standart seperti mie aceh lainnya, masih tertata dan dapat menarik perhatian.

Adapun mie aceh kuah, dengan warna kuah yang lumayan pekat dengan rasa rempah yang kuat dan wangi semerbak, membuat perut meminta segera diisi. Mie aceh gorengnya juga tidak kalah nikmat, dengan warna bumbu yang pekat dan rasa dari bumbu mienya sendiri, walaupun terasa kurang asin, namun tetap bisa dinikmati.

Suasana kedai Mie Aceh Simpang Pasundan ini terkesan lumayan terbuka, apalagi posisinya berada di pinggir jalan raya, yang mana banyak kendaraan berlalu lalang sehingga kebisingan tidak bisa dihindari. Adapun pelayanannya yang terbilang sigap dalam memasak dan menyajikan mie aceh, membuat kamu tidak perlu menunggu lama untuk menikmatinya.

Salah satu pelanggan tetap di Mie Aceh Simpang Pasundan, Bu Rani, mengaku ia selalu datang untuk menikmati mie aceh di waktu kosongnya.

“Mie acehnya enak, kemudian ibuk kan kerja, kerjanya itu di luar, ada time ini macam ini kan, ada waktu 30 menit nunggu seseorang jadi ibuk datang ke sini” ungkap Bu Rani.

Kemudian, Bu Rani juga menambahkan cita rasa khas dari Mie Aceh Simpang Pasundan yang selalu ia datangi kembali.

“Enaknya gini ya, tempat lain tu dagingnya gak ada, di sini walaupun mie aceh biasa, tapi masih ada dagingnya dikit-dikit gitu, jadi ada special-nya lah, rasanya sih enak, dibandingkan tempat lain ibuk selalu kemari, pasti kita kembali lagi kemari walaupun dari mana-mana gitu.” tambah Bu Rani.

Wah, ternyata Mie Aceh Simpang Pasundan ini sangat cocok di kantong. Dengan harga Rp13.000 saja kamu sudah bisa menikmati mie aceh dengan tambahan daging diatasnya hingga kenyang.

Nah…jadi sekarang sudah tahu kan, apa saja kedai mie aceh legendaris di kota Medan ini, mulai dari Mie Aceh Titik Bobrok, Mie Aceh Arang 73 hingga Mie Aceh Simpang Pasundan. Ketiganya yang menawarkan cita rasa, nuansa, pengalaman yang tak sama dengan daya tariknya tersendiri. Ada yang menonjol dari sisi keunikan cita rasanya dan adapula yang juara di suasana kedainya.

Pada akhirnya, perjalanan menyusuri mie aceh di kota Medan ini bukan perihal mencari rasa terenak, namun tentang bagaimana kamu bisa menikmati keberagaman yang ditawarkan dari tiap kedai. Sebab pada dasarnya, selera tidak bisa dipaksakan, yang terpenting perut kenyang dan hati senang. Tunggu apa lagi, yuk buruan dicobain!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun