Di Pasar Ahad Festival, Lhokseumawe, Aceh, Ibu Sari, seorang pedagang aneka makanan  lauk rumahan, kini melayani pelanggan dengan senyum lebih lebar. Dulu, ia kesulitan mencari kembalian dan mencatat penjualan di buku tua yang sering hilang. Pelanggan sekarang dapat membayar melalui ponsel dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), dan pajaknya otomatis terekam melalui platform digital seperti DigiPay dan Coretax.  Kisah Ibu Sari adalah ilustrasi digitalisasi pasar tradisional Aceh menuju masa depan yang lebih modern.
Sebagai mahasiswa akuntansi, saya melihat potensi besar di balik digitalisasi UMKM ini. QRIS dan pajak online adalah jembatan digital yang memberdayakan pedagang seperti Ibu Sari yang kini bisa menabung untuk masa depan anaknya, sekaligus memperkuat penerimaan negara. Pajak dari UMKM digunakan untuk membiayai sekolah, rumah sakit, jalan, dan pembangunan untuk mencipatakan sekejahteraan bersama.
Menurut Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2025, UMKM menyumbang 61,07% PDB dan 97% tenaga kerja Indonesia. Namun, banyak UMKM beroperasi secara tradisional, sulit dilacak untuk pajak. Di era digital, QRIS dan integrasi pajak online seperti Coretax menghubungkan UMKM ke ekosistem modern, meningkatkan kepatuhan pajak, dan mendukung kesejahteraan nasional. Bagaimana teknologi ini mengubah hidup pedagang kecil khususnya di Aceh dan memperkuat kas negara? Mari kita telusuri.
QRIS: Revolusi Perkembangan Pembayaran Digital untuk UMKM di Aceh
Kemajuan digitalisasi pembayaran di Aceh sangat cepat. Banyak pedagang kecil kini menggunakan QRIS untuk memudahkan transaksi. Transaksi QRIS nasional meningkat 148,5% dibandingkan tahun sebelumnya pada kuartal kedua tahun 2025, mencapai 6,1 miliar transaksi dengan nilai Rp579 triliun, mendekati target Bank Indonesia 6,5 miliar transaksi. Â Sebanyak 57 juta pengguna aktif telah menggunakan QRIS, hampir mencapai target 58 juta, dan 39,3 juta toko, yang merupakan 93% dari UMKM, telah menggunakannya. Â Warung Ibu Sari di Lhokseumawe sekarang melayani pelanggan dengan lebih cepat berkat kemajuan ini.
Bank Indonesia di Aceh juga mendukung digitalisasi melalui berbagai kampanye, seperti "QRIS Jelajah Indonesia" pada Juli 2024 di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, dengan tagline "Jelajah Indonesia Makin Praktis Pakai QRIS". Inovasi lain yang unik di Aceh adalah penerapan QRIS Dinamis untuk pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Banda Aceh, yang dimulai pada 2 Mei 2025. Â Ini adalah yang pertama di Indonesia yang memungkinkan warga membayar PBB dengan memindai kode QR pada SPPT. Program ini telah dimulai di beberapa desa dan akan diperluas guna untuk meningkatkan efisiensi perpajakan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dari perspektif akuntansi, QRIS mencatat transaksi secara digital dan memberikan data keuangan yang akurat untuk pelaporan UMKM. Data ini membantu pemerintah memahami aktivitas ekonomi secara real-time dan mendukung kebijakan pajak yang tepat. Â QRIS tidak hanya mmepermudah transaksi kita sehari-hari, tetapi juga menajdi pondasi transparansi dan pertumbuhan UMKM, mendorong ekonomi digital Indonesia ke level baru.
Integrasi Pajak Online: Kedisiplinan Pajak untuk Kesejahteraan
Integrasi pajak online membantu UMKM seperti Ibu Sari patuh pajak tanpa hambatan. Per Maret 2023, transaksi senilai IDR 66,51 miliar dilakukan melalui 3.948 penjual UMKM yang menggunakan DigiPay, pasar digital yang dikendalikan oleh Kementerian Keuangan yang mengintegrasikan pembayaran dengan perhitungan pajak. Â Melalui platform terintegrasi dengan antarmuka yang mudah digunakan, aplikasi baru DJP sejak 2024, Coretax, memungkinkan UMKM untuk melaporkan pajak penghasilan dan PPN dengan beberapa klik di perangkat seluler mereka. Keuntungannya jelas: administrasi pajak menjadi otomatis, menghemat waktu dan tenaga. Intensif seperti tarif pajak rendah juga mendorong kepatuhan tanpa membebani keuangan pedagang.
Lebih dari itu, data transaksi digital dari QRIS dan platform pajak memperluas jangkauan perpajakan hingga ke sektor informal, seperti warung makan di Aceh dan gerai-gerai kecil lainnya. Pajak dari UMKM ini menjadi tulang punggung anggaran negara, mendanai layanan publik seperti vaksinasi gratis di puskesmas dan pembangunan sekolah. Anak-anak Aceh kini menikmati manfaat kesehatan berkat pajak dari pedagang seperti Ibu Sari, mencipatakan lingkaran kesejahteraan yang berkelanjutan.
Tantangan dan Solusi Digitalisasi UMKM