Mohon tunggu...
Muhammad Ali
Muhammad Ali Mohon Tunggu... AKU MENULIS, MAKA AKU ADA

Tertarik pada pencarian makna hidup, saya menggabungkan filsafat, spiritualitas, dan refleksi pribadi untuk memahami diri dan dunia. Dengan ketenangan dan kesadaran, saya menghadirkan perspektif yang mendalam dalam tulisan, menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman untuk menginspirasi perubahan positif.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Surat Untuk Klakson: Terima Kasih Sudah Berteriak, Aku Tetap Tak Bergerak

6 Februari 2025   10:00 Diperbarui: 5 Februari 2025   17:56 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi pribadi

Foto: Menghadapi macet saat berkendara (Sumber: Koleksi pribadi)
Foto: Menghadapi macet saat berkendara (Sumber: Koleksi pribadi)

Belajar dari Setiap Situasi

Pengalaman ini menjadi sebuah refleksi bagi saya, bahwa hidup sering memberikan kita “kemacetan” dalam berbagai bentuk, baik itu masalah di tempat kerja, hubungan yang tidak berjalan mulus, atau bahkan tantangan pribadi yang tampaknya tidak ada ujungnya. Namun, apa yang membedakan kita adalah bagaimana kita meresponsnya. Filsafat Stoa mengajarkan kita bahwa tidak ada yang lebih berharga daripada memiliki ketenangan dalam menghadapi segala hal, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Pada akhirnya, klakson yang berteriak, kendaraan yang tidak bergerak, dan kemacetan yang menambah beban hidup menjadi simbol dari segala hal yang tidak bisa kita kendalikan. Tapi di balik itu semua, ada kesempatan untuk memilih bagaimana kita meresponsnya. Apakah kita akan membiarkan emosi kita meledak atau kita akan tetap tenang dan bijaksana? Itu adalah pilihan yang kita miliki setiap hari.

Ketenangan Batin sebagai Kekuatan

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa ketenangan batin bukan hanya sekadar sikap pasif, tetapi kekuatan yang dapat membantu kita mengatasi tantangan hidup. Sebagaimana yang dikatakan oleh Marcus Aurelius, 

"Kita tidak akan pernah bisa mengubah arah angin, tetapi kita bisa mengubah arah layar kapal kita."

Kita tidak bisa mengubah keadaan atau situasi yang menantang kita, tetapi kita bisa mengubah cara kita merespons dan berinteraksi dengan dunia tersebut.

Ketika kita merasa tertekan atau terjebak dalam situasi sulit, penting untuk mengingat bahwa kita memiliki kekuatan untuk memilih bagaimana kita meresponsnya. Dengan mengikuti ajaran filsafat Stoa, kita bisa menemukan kedamaian dalam ketidakterkendalian dan menjalani hidup dengan lebih bijaksana.

Refleksi dan Call to Action

Pada akhirnya, hidup ini penuh dengan ketidakpastian dan tantangan. Namun, dengan belajar untuk menerima hal-hal yang berada di luar kendali kita, serta menjaga ketenangan batin, kita dapat menghadapi segala situasi dengan lebih bijaksana. Ketika “klakson-klakson” kehidupan mulai berbunyi, kita bisa memilih untuk tetap tenang dan fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol. Dengan cara ini, kita akan lebih siap untuk menjalani hidup yang penuh makna, meskipun di tengah kebisingan dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun